Kevin menurunkan tubuh Nia di atas ranjang kecil berwarna putih. Ruangan bau obat yang dindingnya berwarna putih nampak sepi. Hanya ada Kevin, Nia, dan Tiara. Dokter yang biasa menjaga ruangan ini sedang pergi, membeli obat untuk mengobati Nia. Mereka bertiga harus menunggu sampai Dokter membawa obat Nia.
Kevin menatap Nia yang lusuh, wajah cantiknya kotor dan penuh keringat. Tangan yang tadinya mulus kini dipenuhi luka dan tanah merah. Sudut bibir remaja laki laki itu tertarik ke bawah. Hatinya sakit melihat orang yang disayang terluka. Ia merasa bersalah tidak bisa melindungi gadis pujaannya.
"Maaf," lirih Kevin dengan mata terkulai. "Kenapa minta maaf? Justru aku yang harusnya minta maaf udah repotin kamu," sahut Nia pelan, gadis cantik itu masih lemas, tak kuat bersuara banyak.