Tải xuống ứng dụng
34.61% CINTA YANG PALSU / Chapter 9: Bagian Sembilan

Chương 9: Bagian Sembilan

Akhirnya Mariana memberikan rencana untuk hal ini, gue hanya bisa menyetujui semuanya. Kita pun tiba di sebuah mall mewah dan turun dari mobil.

"Maaf non, kita kesini mau ngapain ?" tanya gue heran.

"Please, jangan panggil gue non lagi! kecuali ketika sedang main drama oke ?" ucapnya.

"Anu, jadi saya harus bilang apa ?" tanya gue polos.

"Kamu itu ya, kita ini kan suami istri! jadi harus mesra ucapkan kata sayang kek atau honey!" jawabnya sedang gue malah bengong.

"Oh, no eh sayang! maaf !" kata gue, yang rasanya aneh, tapi benar juga sih.

"Ya udah ikut gue !" ajaknya. Gue hanya mengangguk dan mengikuti dia,

Ternyata gue dibawa ke salon ! disana rambut gue di creambath dan di potong karena katanya sudah panjang dan jelek, menurutnya penampilan gue harus diubah agar tidak kelihatan kampungan lagi.

"Bagaimana, sayang! kamu suka ?" tanyanya sambil menunjuk wajah gue di cermin, harus gue akui memang sudah sedikit berubah.

Setelah itu, tentu saja dia yang membayar semuanya. Kami tiba di toko kaca mata dan mencari kacamata baru karena yang gue pakai udah ketinggalan jaman setelah sebelumnya diperiksa dahulu ternyata minus gue tidak berubah. Kacamatanya akan dikirim lewat paket ke rumah.

Dari toko kacamata ke toko jam tangan, pakaian, dan sepatu termasuk ke bagian parfum dan pakaian dalam yang semua bermerek mahal, menurut Mariana ini sesuai dengan status gue yang sekarang sebagai kepala bagian tentu harus berubah, apalagi gue sudah menikah dengan seorang putri konglomerat.

Kami pun makan malam di sebuah restoran, Mariana yang memesan makanannya semua.

"Kenapa kamu berubah !" gue menatap Mariana.

"Kan sudah gue bilang !" ujarnya.

"Saya tahu dan mengerti, tapi kenapa berubah secara tiba-tiba? apa ini ada hubungan dengan Daniel ?" tanya gue, dia menatap gue tajam.

"Lo, lama-lama seperti bokap gue ya ? selalu tahu apa yang terjadi !" tanyanya.

"Bukan, begitu! waktu lalu ketika kamu memberitahu tentang kehamilan kamu! saya melihat ekspresi tak nyaman dari dia! maaf !" ucap gue. Dia terdiam.

"Lo benar, gue pikir dia cowok yang mengerti gue! ketika gue didalam situasi seperti ini, ternyata itu salah! dia sama saja seperti cowok lainnya, pendidikan tinggi dan dari luar negeri serta sederajat sama kayanya seperti gue tidak menjamin dia pria baik! justru dari lo yang gue engga kenal malah memberi perhatian lebih! walau gue bersikap jahat sama lo !" jelasnya.

"Daniel dan gue putus! karena dia selingkuh! gue sempat ingin mengaborsi bayi gue! tapi entah kenapa ... gue ingat lo!" ucapnya sambil menunduk. Gue terdiam.

"Saya juga sempat marah sama kamu, karena memperlakukan saya seperti itu! tapi entah kenapa perasaan saya mengatakan ada sesuatu di dalam dirimu yang memang berbeda, di tambah dengan cerita dari bi Sum !" jawab gue.

"Lo seperti paranormal saja !" Mariana tersenyum, gue tertegun ini pertama kalinya dia tersenyum dan sangat cantik.

"Saya memang punya indera ke enam !" ujar gue tersenyum.

Kami pun makan dengan perasaan yang berbeda, setelah itu pulang ke rumah.

--------------

Keesokan paginya, gue menatap ke cermin dan merasa berubah. Seperti berbeda gue mencubit pipi sendiri seperti bermimpi. Melihat penampilan gue seperti ini. Ternyata penampilan bisa merubah segalanya kalau ada uang. Gue pun keluar untuk sarapan.

"Pagi sayang !" sapa Mariana dan gue tertegun, dan melirik ke arah bi Sum yang tersenyum.

"Pagi, no... eh, sasayang !" gue menjadi gugup, dia mendekati gue dengan hanya memakai daster tidur.

"Dasi kamu tuh salah !" dia menyentuh dasi gue dan membukanya kemudian membetulkannya wajah dan tubuhnya sangat dekat, dia tersenyum.

"Nah sudah selesai !" ucapnya tersenyum, bermimpikah gue.

"Nah beginikan lebih ganteng! iya kan bi ?" dia melirik ke arah bi Sum.

"Bener tuan, jadi lebih ganteng !" sambil memberikan jempol.

"Iya, terima kasih! sayang !" ucap gue.

"Ya udah yuk sarapan! ini nasi goreng buatan aku loh !" ucapnya sambil mengambil nasi goreng ke piring kata-katanya berubah kembali.

"Terima kasih, hmmm ini enak !" kata gue memuji nasi gorengnya yang memang enak.

"Serius? bilang saja kalau tidak enak !" ucapnya,

"Sungguh ini enak kok! aku tidak bohong !" jawab gue.

"Tetima kasih ya !" tiba-tiba mencium pipi gue ! muka gue memerah.

Gue tiba di kantor pagi ini, gue baru sadar ketika semua orang memperhatikan dan berbisik melihat gue. Tapi gue tidak perduli dan menuju ruangan gue. Dan bertemu Vina.

"Pak ... Mario ?" tanyanya terkejut melihat penampilan gue yang berubah.

"Ada apa Vina ?" tanya gue heran dia seperti mencari gue.

"Anu pak ada rapat dengan pimpinan sekarang !" katanya.

"Oh, oke kamu sudah tahu apa yang di rapatkan ?" tanya gue, karena ini rapat mendadak.

"Tunggu sebentar pak !" ucapnya dan menelpon seseorang.

"Eh, anu pak maaf! bukan dengan pimpinan tapi dengan para pengembang proyek !" Vina merasa bersalah,

"Oh ya sudah! siapkan semua yang berhubungan dengan proyek dan panggil pak Bambang ya untuk ikut !" jawab gue, Vina mengangguk.

Akhirnya rapat pun selesai, semua masalah telah teratasi. Semua proyek kembali berjalan tinggal berkoordinasi dengan bidang pemasaran. Gue kembali ke ruangan untuk mengerjakan tugas yang lain. Sejauh ini para karyawan di bawah gue bisa bekerja sama dengan baik. Gue kira akan ada demo karena kalian tahu kan gue di benci disini, tapi semua menghormati gue. Gue tak marah ketika seseorang melakukan kesalahan dan berusaha menjelaskan tentang pentingnya proyek perusahaan ini.

------------------------

"Maaf pak, anu ada istri bapa kesini !" ucap Vina dari telepon, gue tertegun dan melirik memang sudah waktunya jam makan siang, tumben Mariana datang ke kantor.

"Eh iya, di suruh masuk saja Vin !" jawab gue, dan memang Mariana datang ke sini.

"Hai !" sapanya, gue tertegun dia sangat cantik hari ini.

"Hai juga, ada apa kemari ?" tanya gue gugup.

"Kenapa, tidak boleh? sekretaris kamu cantik !" ucapnya dan duduk di sofa.

"Siapa ? Vina ? oh dia sudah punya pacar dari bagian lain !" jawab gue, Mariana menatap gue.

"Kamu tahu tentang dia ? aku pikir semua membenci mu !" ujarnya.

"Yah begitulah, lama-lama aku tahu semua pribadi para karyawan! tidak semua tapi tetap banyak yang benci dan tidak suka !" jawab gue.

"Bagaimana pendapat yang lain dengan perubahan kamu ?" tanya,

"Terkejut, termasuk aku juga !" jawab gue jadi malu.

"Ya udah, mau makan siang bersama ?" tanyanya.

"Tumben" kataku.

"Gue kan istri lo! emang salah ?" ujarnya darahnya mulai naik lagi, gue tersenyum.

"Kamu tuh gampang marah ya ?"

"Habisnya, aku melakukan itu salah !" jawabnya cemberut, gue rasa sikapnya ini bawaan bayi deh, selalu berubah.

"Ya sudah ayo !" ajak gue, dan menghubungi Vina karena akan makan siang.

Di koridor kantor, Mariana merangkulkan tangannya ke lengan gue, bersikap mesra dan semua mata memandang tak berkedip. Gue merasa masih seperti beauty and The Beast bedanya sekarang walau tidak terlalu parah seperti pernikahan dulu. Gue engga tahu apa yang ada dipikiran Mariana. Benarkah dia sudah berubah atau ini bagian rencananya ? karena bapa sama anak tidak jauh berbeda di informasi yang gue dapat dari pak Suparman ... Bila benar berubah, tak jadi masalah tapi jika ini hanya permainan gue akan hadapi ....

Bersambung ....


next chapter
Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C9
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập