Nizam tampak menghapus keringat yang menetes di wajah istrinya yang merona merah. Di kecupnya bibir indah itu dengan penuh kelembutan. Alena menyenderkan kepalanya di dada Nizam. Ia lalu bertanya perlahan.
" Aku tahu hari ini ada peristiwa besar. Walaupun sebesar apa Aku tidak tahu. Yang terakhir aku ingat adalah Pangeran Abbash menembak Justin. Justin tertembak dengan dada berlumuran darah. Aku berteriak histeris dan bertanya serta memukuli Pangeran Abbash dengan membabi buta. " Alena tiba – tiba meneteskan air matanya dan semakin membenamkan wajahnya ke dada Nizam yang bidang. Nizam hanya terduduk terpaku sambil memejamkan matanya. Tangannya mengelus kepala istrinya.