Begitulah ketika takdir berkehendak, segala sesuatu berjalan sesuai dengan takdir Tuhan. Tiba-tiba saja kepala Pangeran Abbash dihantam oleh sebuah vas bunga besar terbuat dari keramik hingga vas itu hancur terberai, air dan batang-batang bunga mawar di dalamnya berhamburan. Airnya membasahi kepala Pangeran Abbash bercampur dengan darah luka. Pangeran Abbash memang sangat terlatih tapi kalau kepalanya dihantam secara tiba-tiba oleh vas bunga dari keramik yang keras efeknya sama saja seperti orang biasa.
Sensansi rasa sakit langsung menyengat seluruh urat syarafnya. Pangeran Abbash terpekik darah bercampur air mengalir dari belakang kepalanya. Jarum ditangannya terlepas, Ia segera membalikkan tubuhnya dengan muka menahan sakit. Wajahnya langsung berhadapan dengan seorang wanita bule yang langsung terkesima mengetahui wajah yang dihajarnya.