Nizam memang tidak memiliki perasaan apapun terhadap Putri Kumari selain kecurigaannya karena sikap baiknya kepada Alena tetapi sekarang Nizam merasa sedikit bersalah saat membayangkan tatapan mata Putri Kumari yang begitu penuh dengan tanda tanya.
"Aku pikir putri itu sangat pintar tetapi nyatanya Ia masih saja kalah dengan kepintaran seseorang. Ia begitu ceroboh dengan menyajikan makanan khas Indonesia untuk Alena sehingga memancing orang untuk menggunakan kesempatan ini untuk membunuh istriku. Ya Alloh.. Ya Rab.. ini sangat mengerikan. Aku tidak bisa membayangkan kalau seandainya Alena memakan makanan itu. Tentu Ia sekarang sudah berbaring mati " Nizam menangkupkan telapak tangannya ke mukanya. Kalau saja Ia tidak ingat ada Alexa yang sedang berbaring. Nizam tentu sudah menangis meraung - raung dengan suara keras.
"Ceroboh.. ceroboh.. tapi bagaimana bisa Putri itu begitu ceroboh" Kata Pangeran Thalal tidak mengerti.