Tải xuống ứng dụng
43.33% Cerita hantu Jepang / Chapter 13: Kashima Reiko-san

Chương 13: Kashima Reiko-san

Kashima Reiko adalah salah satu hantu yang juga banyak diangkat kisahnya dalam industri hiburan Jepang.Kashima Reiko adalah sosok hantu yang berbadan setengah/tanpa kaki yang berjalan dengan menyeret tubuhnya ( mirip suster ngesot) kisah ini berawal dari kota Hokkaido,Jepang.hantu ini berasal dari seorang gadis yang diserang dan diperkosa kemudian disiksa oleh sekelompok berandalan ketika dia dalam perjalanan pulang ke rumahnya.ia kemudian ditinggalkan para berandalan itu dalam keadaan sekarat dan lemah.dengan tenaga yang tersisa,Reiko berusaha untuk merangkak mencari bantuan,dan ia pun tiba di persimpangan kereta api yang saat itu sedang sepi.karena sangat lemah dan lelah,ia pun pingsan di persimpangan rel kereta itu.saat itulah melintas sebuah kereta dengan kecepatan tinggi dan langsung melindas dan memotong tubuhnya menjadi dua di bagian pinggang.ia pun tewas seketika itu juga.tubuhnya yang bagian pinggang ke bawah(kaki)tidak pernah ditemukan,dan sejak itu ia pun menjelma menjadi hantu penasaran yang terus berusaha mencari kakinya.

   Konon Kashima Reiko dikabarkan sering muncul di dalam kamar mandi di malam hari di sekolah-sekolah Jepang (..untung saja bukan sekolah di Indonesia ). ketika si korban yang kebetulan bertemu dengannya di kamar mandi maka ia akan diajukan sebuah pertanyaan oleh hantu tersebut : " di mana kakiku..?? " kalau si korban ingin selamat maka jawaban yang harus diberikan seperti ini :

 " kakimu ada di rel kereta api daerah Meishin.."

kemudian hantu Kashima akan bertanya lagi :

"siapa yang memberitahumu tentang hal tersebut..?? " maka si korban harus menjawab : " Kashima Reiko San yang memberitahuku..

" namun apabila korban menjawab tidak seperti itu maka hantu Kashima Reiko akan langsung membunuhnya dengan cara memotong tubuh korban persis seperti Kashima Reiko. namun,hati-hati..!!! terkadang Kashima mengajukan petanyaan yang menjebak seperti ini :

 " apakah kalian tahu siapa aku..??"

jika si korban menjawab" namamu Kashima "

maka korban langsung akan dibunuh saat itu juga oleh hantu tersebut. jika ingin selamat,maka korban harus menjawab " namamu adalah Topeng Iblis Kematian" karena dalam bahasa Jepang nama Kashima,singkatan dari KAmen=topeng,SHIni= mati,MA= (setan,iblis).

   Kisah Kashima Reiko ini mempunyai kemiripan dengan kisah hantu Teke-teke.di mana Teke-Teke juga adalah hantu gadis yang tubuhnya terpotong di pinggang.namun bedanya jika Kashima Reiko muncul di toilet kamar mandi sekolah,maka hantu Teke-Teke muncul di jalan-jalan yang sepi pada malam hari.dan digambarkan sering membawa sabit besar untuk memotong korbannya menjadi dua bagian.dan juga Teke-Teke ini tidak mengajukan pertanyaan kepada korbannya.dia hanya memikat korbannya yang terhipnotis oleh kecantikannya (..lagi-lagi hantu cantik.!! ) untuk kemudian menyerang dan membunuh korbannya dengan memotong tubuh mereka menjadi dua bagian.

The Story

Kisah ini terjadi di Jepang. Alkisah di tengah salju yang tengah turun, dua orang masinis menjalankan sebuah lokomotif ke stasiun kereta terdekat. Saat mereka tiba di bawah suatu jembatan di daerah yang cukup terpencil, tiba-tiba saja ...

"Braaak ..."

"Kreeek..."

Dua masinis itu melihat sesosok bayangan jatuh tepat di depan mereka. Kedua masinis ini cukup berpengalaman untuk merasakan bahwa kereta yang mereka kendalikan telah menggilas sesuatu.

Sang masinis berusaha keras menghentikan keretanya dan lokomotif itu berhenti kira-kira beberapa ratus meter dari tempat kejadian.

Salah satu masinis memutuskan turun untuk memastikan apa yang telah terjadi. Ia berjalan susah payah di atas gumpalan salju dan tepat di bawah jembatan yang tadi mereka lewati, ia menemukan sesuatu yang mengerikan.

Terdapat tubuh seorang wanita di tengah rel.

Tubuhnya terpotong menjadi dua karena terlindas kereta.

Satu bagian adalah bagian atas tubuh wanita itu, mulai dari hingga ke pinggang. Bagian satunya adalah bagian pinggang hingga kaki wanita itu.

Ia tak bisa melihat wajah wanita itu karena wajahnya tertutup oleh rambut hitam panjangnya. Darah wanita itu membasahi salju yang berada di bawahnya.

Warna merah itu mengingatkan masinis itu akan es serut dengan sirup merah yang biasa ia makan saat kecil.

Sang masinis buru-buru menghapus pikiran mengerikan itu dan segera kembali pada temannya.

"Ada apa?" tanya sang masinis satunya saat melihat temannya kembali.

"Ada...ada wanita tertabrak. Kondisinya sangat mengerikan. Kemungkinan ia melompat dari atas jembatan. Aku akan memanggil bantuan ke pos polisi terdekat. Kau tetap di sini ya?"

Pada zaman itu, komunikasi belumlah secanggih sekarang. Apalagi saat itu cuaca sedang buruk.

Sang masinis tadi akhirnya meninggalkan temannya untuk mencari bantuan.

Sang masinis satunya dengan sabar menunggu di dalam lokomotif. Ia tahu tak ada jadwal kereta melewati daerah itu, jadi ia tenang saja meletakkan lokomotifnya di situ. Selain itu, lokasi ini amat terpencil. Bahkan tak ada satupun rumah di sana.

Hujan salju telah berhenti, meninggalkan tumpukan salju yang tebal di luar. Hanya ada lampu-lampu jalan dari tiang listrik yang menemani lokomotif itu di tengah kegelapan malam.

Beberapa saat berlalu dan sang masinis mulai mendengar suara di luar lokomotif.

"Sreeeek...sreeeek..."

Terdengar seperti suara sesuatu tengah diseret.

"Soichi?' masinis itu memanggil nama temannya tadi. Namun mana mungkin ia kembali secepat itu.

Masinis itu mendekat pintu.

"Halo, ada orang di situ?"

Tiba-tiba pintu lokomotif terbuka,

"Braaaaaak!!!"

Diikuti jeritan masinis itu di tengah kegelapan malam.

***

Beberapa jam kemudian barulah sang masinis kembali bersama sejumlah polisi. Mereka harus melewati jalanan yang penuh dengan tumpukan salju sehingga perlu waktu lama untuk kembali.

Namun begitu sampai di TKP, masinis itu ngeri melihat hanya satu bagian tubuh saja yang terlihat di situ.

Hanya ada bagian bawah wanita itu, sementara bagian atasnya lenyap.

Masih ada ceceran darah di situ dan bekas seretan.

Apa ada yang memindahkan tubuh wanita itu, pikir sang masinis. Namun mana mungkin? Apa tujuannya?

Sang masinis dan para polisi pun menuju lokomotif yang ia tinggalkan tadi.

"Sato!" panggil sang masinis.

Ia heran melihat pintu lokomotif terbuka.

Ia masuk dan tak melihat siapapun di dalam lokomotif, hanya ada tumpukan salju yang masuk melalui pintu yang terbuka.

Masinis itu sangat sangat heran. Temannya adalah orang yang sangat bertanggung jawab. Mana mungkin ia meninggalkan lokomotif ini begitu saja saat ia diminta menjaganya?

Soichi dan polisi lainnya mencari-cari sang masinis satunya. Namun sepertinya ia seperti lenyap ditelan malam.

Tak ada jejak di tanah. Semua jejak sudah tertimbun oleh salju yang kembali turun.

Beberapa jam mereka mencari namun tak ada hasil.

Saat sang masinis mulai putus asa, ia mendongak ke atas.

Napasnya seakan terhenti.

Dengan ketakutan ia menunjuk ke atas. Para polisi pun ikut memandang ke atas.

Mereka semua ketakutan melihat pemandangan yang tersaji di hadapan mereka. Bahkan pengalaman para polisi itu selama puluhan tahun menangani kasus kejahatan seperti tak ada apa-apanya. Mereka belum pernah melihat sesuatu semengerikan ini.

Di atas tiang listrik, tubuh sang masinis sudah kaku karena membeku.

Wajahnya tampak ketakutan setengah mati. Entah apa yang telah membunuhnya, suhu yang di bawah nol ataukah rasa takutnya.

Sementara di pinggang sang masinis melingkar bagian tubuh wanita yang tertabrak itu.

Bagian pinggang ke atas, memeluk erat sang masinis yang telah tewas.


next chapter
Load failed, please RETRY

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C13
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập