Hanan dan Gifa masih berada di dapur.
"Bojo elap nih keringat aku, kalau keringatnya jatuh ke makanan nanti rasanya asem," pinta Gifa manja sambil menghias puding dan kue mangkuk. Hanan terpaksa mengusap keringat dikening Gifa. "Lihatnya ke wajah kamu ngelapin apa bojo ... lagian aku cantik kok, cetar membahana," ujar Gifa kepedean, Hanan dengan berat hati mengusap keringat wajahnya malas mendengar istrinya terus berbicara, Gifa menatapnya sambil senyum-senyum sendiri, sambil berkedip-kedip.
"Hih ... serem. Kenapa senyum-senyum tutup tuh bibirmu nanti ces, bau iler," Hanan masih melihat istrinya yang senyum-senyum sendiri sambil menatapnya. " Heh mingkem, apa tidak bisa? Mingkem! Rapatkan bibirmu. Kamu tuh menakutkan tahu kalau seperti itu," jelas Hanan menjauh Gifa sudah menyelesaikan tugasnya.