Kubalikkan tubuhku dengan cepat menghadap sumber suara yang memanggilku barusan.
Dimitri berdiri tidak jauh dariku, tapi Ia berdiri di tengah pepohonan yang lebat dan gelap jadi aku tidak menyadarinya saat melewatinya.
Itu artinya Dimitri sudah mengamatiku sejak tadi.
Jantungku mulai berdebar keras di dalam dadaku. "Apa… Apa itu Alex?" tanyaku dengan suara tercekat. Aku bisa melihat siluet tubuh tingginya dalam kegelapan, tapi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas saat ini.
"Caroline," ulangnya dengan suara janggal. Aku berkedip memandangnya, suaranya bukan terdengar janggal… melainkah sedih.
Dimitri mengulurkan tangannya padaku. "Kalau kau memilihku aku bersumpah tidak akan pernah membuatmu menyesalinya."
Aku berdiri membeku di tempatku. Apa yang sebenarnya sedang Ia bicarakan? Jangan bilang Ia benar-benar menyukaiku…
"Dimitri, apa itu Alex?" ulangku lagi dengan suara lebih mantap dari sebelumnya.
Dimitri tidak menjawabku hingga hampir setengah menit lamanya.