Tải xuống ứng dụng
75% CARAKU / Chapter 15: Tunangan

Chương 15: Tunangan

Suara panggilan telepon mengalihkan perhatian Aldi "Susi..." gumamnya, Aldi kurang senang dengan kemunculan nama itu, Orang yang hampir membuatnya hancur dan selalu jadi budaknya lagi dan lagi, tapi untuk tidak mengangkat teleponnya membuat dia jadi seorang pengecut di matanya, jadi Aldi memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.

"Ya.... " mendengar jawaban Aldi suasana hati Susi menjadi senang, dia selalu jadi pusat perhatian termasuk Aldi, jadi menurutnya Aldi pasti akan meresponnya, terlihat jelas keangkuhan di wajahnya.

"Hai Al... apa kabar? lama tidak mendengar suaramu?" Nadanya dibikin sehalus mungkin, membuat rasa muak dan benci tersirat di wajah Aldi, tapi sebisa mungkin Aldi menahannya.

"Kabarku baik, bahkan sangat baik.... apa yang membawamu untuk menghubungiku?" suara Aldi sangat tenang, tak seperti sebelumnya selalu mencemaskan Susi.

"Aku... sudah sendiri sekarang... dia membuangku seperti sampah," Suaranya terbata - bata. Dia pantas mendapatkannya, Aldi tak bisa menahan Senyumnya.

"Lalu...? Apa semua ada hubungannya denganku?" tanya Aldi,

"Ya ... aku ingin kembali, " rasa muak Aldi semakin memuncak, matanya memerah dan mengepalkan tangannya, dulu karna wanita itu dia selalu mengalah tapi di saat dia mengalah wanita itu ibarat ular berbisa mengenakan bisanya setelah semua harapan tertuju padanya.

"Sekarang aku katakan tidak...aku telah mendapatkan penggantimu dan dia yang terbaik," Jawab Aldi tenang . Namun sebaliknya membuat Susi gelisah, mana bisa sekarang Aldi mengabaikannya.

"Siapa perempuan itu?" Nadanya berubah kasar, Aldi tersenyum, karena sifat aslinya terlihat jelas.

"Apa perlu aku mengenalkannya padamu? kurasa tidak," suara Aldi tenang,

"Baik, aku akan melihatnya sendiri, karna aku yakin dia takan sebaik aku." Nadanya masih angkuh.

"Kurasa pembicaraan kita cukup sampai di sini," tanpa menunggu, Aldi memutuskan sambungan teleponnya. membuat amarah Susi semakin memuncak.

"Karena aku tidak mendapatkanmu, kurasa perempuan itu juga tidak akan mendapatkannya." gumam Susi sambil tersenyum.

***

Setelah menerima telepon dari Susi, Aldi berbincang dengan Radit. Radit menarik napas panjang....

"Kita tau Sifat Susi jadi aku menebaknya dalam waktu deket dia akan mengusik hidupmu lagi." Aldi mengangguk,

"Apakah aku harus membicarakan ini pada Vio?"

"Tidak usah kita tangani sendiri!" jawab Radit

"Baiklah kalau begitu, mana Vio?" Aldi mengedarkan pandangannya,

"Dikamarnya?" Jawab Radit,

Aldi melangkah dan mengetuk pintu kamar Vio,

"Masuk ...!" Aldi masuk dan mendapati Vio sedang duduk di depan cermin menata rambutnya dan memberi polesan make up natural, Aldi memeluknya dari belakang, Vio tersenyum.

"Aku merindukanmu..." bisik Aldi,

"Aku selalu didekatmu." Vio menatap Aldi begitu dalam, Vio baru sadar laki- laki di depannya ini begitu mempesona, begitu membuat Vio jatuh cinta bahkan lebih besar dari sebelumnya, berada di sampingnya adalah hal ternyaman yang Vio rasa saat ini.

"Jika suatu hari ada yang mengganggu hubungan kita, kuharap kamu selalu bersamaku apapun yang terjadi." Vio mengangguk, berdiri dan membalas pelukan Aldi bahkan mengecup bibir Aldi,

"Vio sudah melakukan sejauh ini denganmu karna Vio yakin pilihan hati tak akan mengkhianati." Vio meyakinkan Aldi.

"Kita urus secepatnya pertunangan kita," Vio mengangguk,

"Baiklah jika itu yang kau mau... aku bahagia." Jawab Vio.

***

Orang Tua Aldi sangat bahagia mendengar Kabar ini, Tante Nia juga bahagia acara pertunangan akan di langsungkan 1 minggu lagi,

kabar ini sampai juga di telinga Susi, membuat amarahnya memuncak,

"Kalau aku tidak bisa mendapatkan Aldi, wanita itu juga tidak bisa," dia merapatkan giginya dan mengepalkan tangannya. kali ini dia benar- benar di abaikan oleh semua orang.

Vio dan Aldi sibuk mempersiapkan semuanya tak banyak yang di undang hanya rekan kerja dan kerabatnya aja,

Semua selesai dan besok acara pertunangan akan dilaksanakan di Villa Vio dengan konsep pesta kebun.

Vio tersenyum di depan cermin Vio mengenakan gaun berwarna putih tanpa lengan dengan beberapa hiasan payet di bagian badannya, rambutnya di tata dengan baik di berikan hiasan bunga kecil membuat kecantikannya sempurna.

"Vio kamu cantik... " Aldi memeluknya.

mereka keluar bergandengan membuat semua mata yang melihatnya kagum, cantik dan tampan, serasi hanya kata itu yang keluar dari mulut mereka,

Acara menyematkan cincin berjalan dengan lancar, dan semua orang mengucapkan selamat secara bergantian, acara dilanjutkan dengan makan- makan.

"Aku ke toilet dulu." bisik Vio, Aldi mengangguk, "Jangan lama-lama."

"Iya cuma sepuluh menit." jawab Vio dan berlalu pergi.

Tapi sudah hampir satu jam Vio tidak kembali, membuat Aldi cemas.

"Dit liat Vio tidak? Vio ijin ke toilet tapi udah hampir satu jam enggak balik - balik." Tanya Aldi cemas.

"Coba ku cek dulu kata Radit." Radit dan Aldi mencari di seluruh tempat tapi tak menemukan Vio.

"Liat CCTV Dit!" dan ternyata CCTV telah dirusak "Sial..." gumam Radit,

"CCTV sengaja di rusak"

"Vio di culik" Aldi dan Radit berpikiran yang sama.

"Aku lihat CCTV rumahku mungkin ada petunjuk." dan benar ketika melihat CCTV rumah Aldi terlihat Vio yang tak sadarkan diri di masukan ke dalam mobil hitam, tangan Aldi gemetar dan kemarahan terpancar di wajahnya segera Aldi lapor ke Polisi. Polisi cepat melacak nomor plat mobilnya dan sia- sia karna plat mobil itu palsu, terus Aldi teringat Susi,

"Apakah dia?" gumamnya, "Siapa?" Radit semakin geram dan tentu saja sangat cemas.

"Susi... cuma dia yang bisa melakukan hal gila ini." Aldi sangat yakin,

"Baik kalau begitu selidiki keberadaan Susi!"

"Ada apa Al?" setelah beberapa lama Tante Nia baru menyadari adanya yang tidak beres.

"Vio di culik tante," Tante Nia langsung lemas pingsan, semua yang berada di sana juga terkejut.

Pembawa acara mengumumkan yang terjadi dan membubarkan acaranya .

Sementara Vio yang pingsan di bawa ke salah satu gubuk kecil di pinggir kota, tubuh Vio di ikat, setelah beberapa saat Vio sadar dan melihat sekeliling tempat itu, muncul sosok perempuan yang sangat asing, belum pernah Vio bertemu sebelumnya.

"Kamu siapa?" Tanya Vio menatap orang itu

"Tidak perlu tau siapa aku, yang pasti aku membencimu." Vio mengerutkan alisnya,

"Bahkan kita belum pernah ketemu sebelumnya," Vio menatap wanita itu,

"Jika aku tidak mendapatkan Aldi siapapun tak bisa mendapatkannya," Nadanya penuh amarah dan mengayunkan pukulan hingga bibir Vio berdarah, Vio menatap tajam orang itu.

"Tak peduli siapa kau yang jelas Aldi telah memilihku, aku tak akan melepasnya, bagaimanapun caranya," sebuah pukulan mendarat lagi. Vio meringis menahan sakit,

"Aldi itu milikku selamanya, milikku.... tapi sekarang dia berani mengabaikanku karenamu,"

"Jadi kamu wanita yang menyedihkan.... Aldi mengabaikanmu pasti punya alasan dan ada sebab akibat," tatapan mata orang itu makin tajam bola matanya memerah, dan tendangan melayang ke badan Vio membuat Vio ambruk, setelah itu berlalu meninggalkan Vio.

***

Aldi sangat cemas memikirkan Vio, dia mencari informasi tentang Susi dan benar empat hari yang lalu dia udah berada di sekelilingnya. segera Aldi menghubungi Radit.

"Aku menemukan Susi dia sudah berada disini empat hari yang lalu, dia akan pergi dan aku akan mengikutinya telepon polisi untuk bersiap-siap."

"Oke, hati- hati Al!" Aldi mengikuti Susi, sepanjang perjalanan Aldi memberitaukanya pada Radit, tak lupa Aldi menjaga jarak agar tak membuat Susi curiga dan akhirnya sampai di gubuk itu, sengaja Aldi melewatinya dan berhenti 50 meter dari gubuk itu. Aldi menyelinap lewat belakang gubuk jelas terdengar suara erangan Vio menahan sakit, Aldi begitu marah mendengarnya darahnya mendidih segera Aldi menghubungi Radit untuk bergerak. Aldi masuk kedalam, ada dua orang penjaga di situ, saat Susi hendak menendang Vio Aldi menahannya, Susi sedikit kaget tapi selanjutnya ketawa....

"Bagus, sempurna, aku akan menghabisi kalian berdua," sorot matanya tajam. dua orang penjaga menyerang Aldi, dengan cepat Aldi melawannya dan berhasil di kalahkan.

"Jangan bermimpi kamu..." Aldi segera melepaskan ikatan Vio dan memeluk Vio tapi dalam waktu bersamaan suara tembakan terdengar, Vio membelalakan matanya dengan cepat dia mendorong Aldi kesamping, tubuh Vio melindungi Aldi, darah segar keluar dari tubuh Vio, Aldi berteriak memeluk Vio, sementara Susi berlari keluar tapi tak berhasil, karena polisi sudah mengepung tempat itu lalu menangkapnya, Aldi mengangkat Vio berlari menuju mobil, menidurkan Vio di pangkuannya kening Vio beberapa kali di kecup Aldi, Radit membantu mengemudi, mobil melaju dengan kecepatan tinggi segera menuju RS.

"Bertahan sayank...," Aldi memeluk Vio sambil menangis.

"Jangan menangis!" Suara Vio pelan, mencoba tersenyum.

"Kenapa kamu melakukan ini? "Vio tersenyum kembali di sisa- sisa kesadarannya,

"Karna aku mencintaimu, sangat mencintaimu... " kesadaran Vio mulai menurun, perlahan Vio menutup matanya.

"Dit cepaaaat!" Radit juga gemetar melihat keadaan Vio.

Setelah sampai di RS, Vio langsung masuk ruang Operasi untuk mengambil peluru yang bersarang di tubuhnya. Radit dan Aldi menunggu dengan cemas.

Aldi bersandar lemas di kursi tunggu, dengan gelisah, bahkan berkali- kali mengusap air matanya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C15
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập