Dua hari berlalu begitu saja. Tak ada yang spesial namun keadaan menegangkan kerap kali terjadi pada Rista. Bibir dan hati memang sanggup mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Namun kenyataannya tak mengatakan begitu adanya.
Suasana hatinya kian memburuk namun sebisa mungkin wanita itu menyembunyikan. Sesekali dia merasa bahwa dunia ini benar-benar tak adil, akan tetapi kala melihat putranya yang tengah tertawa dalam pelukan suaminya ia merasa ada keadilan tersendiri untuknya. Benar-benar serumit itulah dunia.
Dulu menyapu dan mengepel rumah ia hanya membutuhkan waktu dua puluh menitan saja. Bukan karena keadaan, namun memang rasa malas menjalani kehidupan lah yang membuatnya lambat mengerjakan sesuatu.
"Ah kenapa aku masih hidup?"