Sebulan sudah Andrea tidak terlihat di kampus dan di apartemen. Azka yang awalnya tidak peduli kini mulai berpikir dengan keras. Beberapa kali mondar-mandir hanya untuk memastikan sekali lagi bahwa penghuni kamar sebelahnya bukan lagi Andrea, meskipun ia sudah tahu sejak lama. Ia pun kembali berjalan menuju lift dengan gontai. Ia terus berpikir ke mana Andrea pergi. Gadis itu bahkan tidak pernah lagi datang ke kampus. Tidak ingin mengira-ngira, ia pun segera melangkahkan kaki menuju halte. Ia akan bertanya kepada Reyma. Ya, gadis itulah satu-satunya kunci untuk Azka menemukan di mana Andrea. Pikiran Azka sudah sangat mantap hingga dengan tidak sabar ia turun dari bus dan menyeberang menuju kampus. Ia tersenyum tipis melihat Reyma yang juga masuk menuju parkir.
"Kenapa kau buru-buru?" tanya Fathan heran melihat Azka berjalan cepat menuju kelas.
"Aku ingin bicara dengan Reyma," jujur dan kali ini tidak ada ego di sana.