"Aku tidak bisa, Paman." Malik kecil telah melewati batasnya. Ia berusaha berdiri dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki.
"Tuan harus bisa!" tegas Erick seraya menekan tubuh Malik dengan tongkat kayu.
Latihan fisik selama 12 jam, ditambah dengan pelajaran umum selama 7 jam. Di usianya yang masih 11 tahun, Malik tidak memiliki waktu untu bermain, atau bersantai seperti anak-anak pada umumnya. Masa kecilnya telah hilang, berganti dengan latihan, latihan dan latihan saja.
"Apa yang aku katakan pada Tuan tempo lalu?" Erick bertanya.
Malik meremas tangannya. Bagaimana bisa ia lupa dengan ucapan Erick? Orang tuanya meninggal, rumahnya dibakar oleh orang-orang tak dikenal, semua yang terjadi itu bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan semuanya.
"Apa Tuan ingin menyerah? Jika Tuan tidak ingin melakukannya, baiklah." Erick menjeda kalimatnya. "Saya akan mengubah jadwal—"