Acha masuk ke kamarnya dengan wajah yang cemberut. la masih kesal dengan Roy yang tidak mau memberikan Acha kesempatan untuk berpendapat saat di berbicara dengan Wildan tadi.
Sampai di kamar Acha langsung membaringkan tubuh di kasur empuknya. la menghidupkan HP-nya sebentar untuk melihat jam. Tetapi ada hal lain yang tertera di benda berbentuk persegi itu, yang membuat Acha salah fukus.
"HA! serius ni?" ucap Acha, tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
5 panggilan tak terjawab dari Niko Wijaya.
Tanpa berpikir panjang Acha langsung menelfon Niko. Acha penasaran apa alasan Niko menelfonnya sampai 5 kali. Pasalnya Niko tidak pernah seperti ini sebelumnya. Rasa penasaran, gelisah, dan takut bercampur di benak Acha saat mendekat kan HP ke telinganya.
Hallo
Hem
Ada apa tadi Lo nelfon? sorry tadi gue gak denger
Ga jadi!
Kok gak jadi, emang tadi mau ngapain
Tadi cuman mau ngajakin
Makan!
Yaudah ayo
Kan gue bilang tadi, kalau
Sekarang enggak
Tapi gue lapar nik, dari pulang sekolah gue belom makan. Buruanlah jemput gue
Emang mau makan apa? sate?
Lo ke sini aja dulu,nanti gue kasi tau mau makan apa.
Tutttt tutttt
Niko langsung menutup telfon secara sepihak. Sanggat tidak sopan tapi bisa buat Acha jadi sayang, ehh.
Niko memang tidak mengatakan bahwa dia akan menjemput Acha. Tapi gadis ini sangat percaya bahwa lelaki yang baru saja menelfon akan segera menjemputnya.
Dan benar saja, dalam waktu 15 menit Niko sudah sampai di depan rumah Acha.
Acha yang sedang menunggu di ruang tamu, kini telah mendengar suara motor Niko yang sudah sangat ia hafal suaranya.
"Mah, Acha keluar bentar ya." ucap Acha sedikit berteriak. Karena mamanya sekarang sedang berada di dapur
"Mau ke mana Cha?" tanya Ratna yang juga sedikit berteriak.
"Ada urusan bentar ma!" Jawab Acha dan langsung keluar dari pintu rumahnya.
Setelah sampai di teras Acha mengucapkan sambungan Kalimatnya tadi dengan nada yang pelan. "urusan perut yang bercampur dengan urusan hatisedikit."
Tanpa basa basi Acha langsung naik ke motor Niko. Tadi Niko sudah tidak sopan dengan langsung menutup telfon tanpa izin, maka Acha pun membalasnya dengan naik ke motor Niko tanpa izin juga.
"Jadi kita mau makan apa nih?" tanya Niko memulai pembicaraan di atas motor
"makan daging sapi!" ucap Acha penuh keyakinan. Tidak seperti gadis pada umumnya yang akan menjawab terserah bila di tanya ingin makan apa.
"Kok tumben? biasanya sate ayam." ucap Niko heran
"Gapapa, pengen aja"
Beberapa menit kemudian sampailah Acha dan Niko di sebuah tempat makan sederhana dengan spanduk "daging sapi istimewa".
Acha tertawa melihat spanduk yang berada di atas tempat ini, karena ada beberapa alasan.
Yang pertama. Baru kali ini Acha tau bahwa ada daging sapi istimewa, karena ia pikir hanya Yogyakarta yang istimewa.
Yang kedua. Acha salah fokus ke gambar yang berada tepat di samping tulisan itu. Yaitu gambar angkel muthu dan si seppy di film kartun Upin dan Ipin.
Humor Acha memang sereceh itu.
"Lo kenapa si Cha?" tanya Niko heran melihat gadis di sampingnya yang dari tadi tertawa tidak jelas.
"Liat deh, itu gambar yang dia atas!" Acha menunjuk spanduk itu sambil tertawa.
"Biasa aja gak ada yang lucu!" ucap Niko singkat, yang langsung membuat Acha memberhentikan niatnya untuk tetap tertawa.
Niko malah langsung masuk ke tempat itu dan meninggalkan Acha yang memajukan bibirnya dan masih berdiri di samping motor Niko.
"Niko mah gak seru! jelas jelas itu lucu loh. ini pasti yang buat spanduk itu juga niatnya mau ngelucu. cuman orang orang yang lQ nya rendah gak bisa mencerna aja." ucap Acha pada dirinya sediri seakan ia memiliki IQ yang tinggi.
Melihat Niko yang sudah masuk terlebih dahulu membuat Acha langsung berlari kecil ke arah Niko.
"Ko pelayan nya gak nyamperin kita sih, apa dia gak liat kita?" tanya Acha sambil terus melirik ke arah pelayanan
"Udah gue pesenin tadi waktu Lo masih di luar" jawai Niko datar
"Kok lo gak tanya dulu gue mau makan apa?" tanya Acha yang melihat Niko serius
"Kan tadi lo udah bilang mau makan daging sapi"
"Ohhh iya lupa"
Setelah beberapa menit mereka hanya berdiam diaman sambil menunggu pesanan datang akhir nya Acha memulai pembicaraan.
"Lo gak heran kenapa gue gak ngajak lo makan sate di tempat biasa?" tanya Acha yang sekarang menopang dagunya dengan kedua tangan, seakan ingin sekali di tanya oleh cowok berkaus hitam polos di depan nya.
"Tadi kan lo udah bilang, Lo lagi pengen daging sapi!" ucap Niko tanpa melihat ke arah Acha. la tetap fokus menatap layar HP-nya.
"Tapi ada alasan yang lain." ucap Acha mulai kesal dengan jawab Niko yang tidak memuaskan
Akhirnya Niko melirik ke arah Acha sebentar sambil menaikkan satu alisnya.
Acha menunggu Niko bertanya lagi tapi, terlalu lama Niko mengeluarkan pertanyaan dari mulutnya yang membuat Acha tidak sabar untuk menjelaskan.
"Selama ini kan lo udah mau makan sate ayam sama gue walaupun lo gak suka makan daging ayam, jadi sekarang gantian gue yang nemenin lo makan makanan ke suka an lo." jelas Acha sambil tersenyum tulus.
"Seharusnya lo gak usah maksain makan daging sapi kalo lo gak suka" Niko memutuskan untuk menyudahi aktifitas dalam bermain HP dan fokus melihat ke arah Acha.
"Gue bukannya gak suka makan daging sapi. Tapi gue lebih cinta makan daging ayam,"
"Tapi gakpapa, kadang mencoba hal yang gak kita suka itu menantang!"
"Sekarang gue tanya, kenapa Lo gak pernah bilang sama gue kalo lo gak suka daging ayam? dan kenapa lo mau mau aja sering sering gue ajak makan sate ayam?"
"Sate ayam bukan racun! jadi walaupun gue gak suka gue gak akan langsung mati kalo makan itu."
"Tapi sekarang lo sama sate ayam gimana? udah suka atau masih belum suka?" tanya Acha lagi
"Lumayan suka! mungkin karna udah terbiasa sering makan sate ayam sama lo"
Acha mengaguk pelan, dan melihat pesanan mereka yang sudah sampai di hadapan keduanya.
Sekarang gue berharap gue jadi sate ayam di hidup Lo nik, yang awal nya lo gak suka dan sekarang mulai suka karna sudah mulai terbiasa.
Sebenernya gue juga mau jadi daging sapi yang lo suka dari dulu. Tapi kayanya gue lebih suka halnya menantang. Membuat lo suka sama hal yang sebelumnya lo gak suka contoh nya.
Dan semoga rasa suka lo sama sate ayam terus bertambah tanpa pernah berkurang. batin Acha.
...
Niko dan acha sudah sampai di depan rumah Acha untuk mengantar gadis itu dengan selamat kerumahnya.
"Nik, gue ngewakilin Lala mau minta maaf soal kejadian tadi di sekolah." ucap Acha dengan nada yang sedikit pelan.
"Gue langsung pulang yah." ucap Niko dan langsung melajukan motornya.
Setelah pergi dari rumah Acha. Ternyata Niko tidak langsung pulang kerumahnya. Sekarang ia sedang berada di tempat terakhir dia melihat sosok wanita tangguhnya, yang tidak lain adalah Jania. Niko sengaja singgah ketempat ini untuk sekedar mencurahkan isi hatinya.
"Mah, mama apa kabar Niko kangen." ucap Niko sambil mencium batu nisan mamanya.
"Dunia Niko lagi gak baik baik aja mah setelah mama pergi. Ternyata papa punya keluarga lain. Niko gak tau ma harus gimana. Terlalu banyak kesalahan yang di lakuin papa. maaf kalo untuk kali ini Niko gak bisa lakuin yang selalu mama suruh. Yaitu terus memaafkan papa, ini terlalu sakit mah." ucap Niko yang tanpa sadar bahwa beberapa tetes airmatanya telah jatuh.
Tiba tiba ada tangan dengan sebuah tangan yang menyentuh bahu Niko yang sontak membuatnya kaget.
"Hai nik." sapa Manda
Dengan cepat Niko langsung menghapus air matanya yang sempat terjatuh tadi.
"Gakpapa, nangis itu wajar kok. Dulu gue juga gitu waktu papa meninggal. Dan gue juga tetep begitu saat Abang gue meninggal!" ucap Manda yang sekarang berada di samping Niko.
"Lo lagi kemakan Rangga?" tanya Niko.
Jania dan Rangga memang di makamkan di tempat yang sama
"Iya, hari ini kan dia ulang tahun."
"Gak terasa udah 3 tahun Abang gue meninggal" lanjut Manda.
"Awalnya gue juga kaya lo kok. Gak berhenti sedih, tapi setelah gue pahami ternyata ini itu rencana Tuhan. Karena setelah gue kehilangan dua sosok laki laki terhebat di hidup gue, sekarang gue jadi deket sama mama. Padahal sebelumnya gue gak pernah nyaman sama mama"
"Gue yakin Lo juga bakal ngerasain hal baik kok setelah ini." sambung Manda
Saat Manda ingin berdiri dia mengucapkan sebuah kalimat lagi. "Eh Nik, lo gak perlu menghindar lagi dari gue. Sekarang gue udah yakin kalo hati lo sampe kapan pun emang gak akan pernah buat gue."
"Gue harap dia bisa menghargai keberuntungan yang dia punya, keberuntungan karena bisa luluhin hati lo." ucap Manda lalu pergi dari hadapan Niko.
Niko mengerutkan dahinya heran. Siapa orang beruntung yang di maksud Manda?
"siapa maksud lo man?" tanya Niko sedikit berteriak karena punggung Manda sudah mulai menjauh dari pandangannya.
"Tebak aja" ucap Manda tanpa berbalik.
Yang ada di pikiran Niko sekarang hanyalah gadis yang baru aja makan dengannya. Entah kenapa Acha lah sosok yang langsung terpikir oleh Niko.
"apa mungkin orang beruntung yang di maksud Manda itu Acha? emang Acha meluluhkan hati gue?" tanya Niko pada diri nya sendiri.