Para wanita muda di meja depan segera melirik ke arah yang ditunjuk oleh jari Edwin.
Dia melihat seorang anak laki-laki yang memakai sweter hitam duduk di sofa tidak jauh dari sana. Anak laki-laki itu sepertinya menundukkan kepala dan berbicara dengan gadis kecil di sampingnya.
Dia terlihat seperti anak laki-laki remaja pada umumnya, tetapi penampilannya terlihat tajam dan mencolok. Hidungnya terlihat sedikit mancung, bibirnya tipis, matanya terkulai, dan bulu matanya yang panjang menutupi separuh pupil hitamnya yang jernih namun dalam. Saat duduk di sofa, tubuh anak laki-laki itu memancarkan aura yang dingin dan cuek, tapi saat dia berbicara dengan gadis kecil di dekatnya, dia menunjukkan sebuah senyum yang lembut.
Ah ah ah ah ah!
Anak itu terlihat sangat tampan!
Bahkan dia terlihat jauh lebih tampan ketimbang fotonya!