Tải xuống ứng dụng
1.5% 99 Hari Terjebak dalam Tubuh Istri Pewaris / Chapter 6: Ketakutan Nathan

Chương 6: Ketakutan Nathan

Setibanya di rumah sakit, Clara langsung dibawa ke ruang ICU. Nathan menunggu dengan cemas di depan ruangan yang menandakan bahwa pasien dalam keadaan gawat darurat itu. Dia mondar-mandir hingga ada kedua orangtuanya dan kedua orangtua Clara datang menghampirinya.

"Nathan, apa yang terjadi ... Gimana keadaan Clara?" tanya Verena, ibu Clara.

"Dia masih dalam penanganan medis, Ma," jawab Nathan dengan gusar, menyandarkan punggungnya pada dinding rumah sakit yang didominasi oleh warna putih kecoklatan. 'Ya Tuhan. Kenapa harus terjadi hal seperti ini di saat kami benar-benar sudah merasa bahagia karena bisa menikah. Tolong jangan ambil dia dariku,' batinnya takut.

"Nyonya Verena, kita doakan keselamatan Clara. Hanya kekuatan Tuhan yang bisa menyelamatkannya, hanya dengan izin Tuhan, dia akan selamat," seru Diana sambil merangkul Verena dari samping, kemudian mengajaknya untuk duduk di kursi yang terletak mepet pada dinding.

Rudolf yang merupakan ayah Nathan, menatap Darrell yang merupakan ayah Clara yang menatapnya dengan kecewa. "Tuan Darrel ... Saya benar-benar minta maaf atas kejadian ini. Ini benar-benar di luar dugaan, karena segala macam cara pengamanan sudah diterapkan oleh pihak keamanan hotel dan bodyguard saya," ucapnya.

"Tapi kenapa Putriku bisa keracunan? Ini pasti karena ulah dari orang-orang yang tidak ingin dia menikah dengan putramu!" sahut Darrell dengan geram menunjuk ke arah Nathan yang masih berada dalam rasa takut, menatap ke arah pintu ruang ICU.

"Saya yakin Clara akan selamat karena dia sudah mendapatkan pertolongan pertama. Saya juga sudah meminta orang-orang saya untuk menemukan orang yang telah menaruh racun di minuman Clara," ucap Rudolf.

"Sayang sekali Aku tidak percaya dengan orang-orang mu karena mereka bodoh!" sahut Darrell dengan ketus. Dia berjalan mendekat ke arah pintu, mondar-mandir dan berharap itu itu segera terbuka dan ada kabar dari putrinya.

Di dalam ruang ICU, dokter telah mencoba mengeluarkan racun-racun yang tersisa dari dalam tubuh Clara dengan menggunakan obat penawar racun. Namun keadaan pengantin sangatlah itu sangatlah lemah, bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan lagi.

Clara hanya terdiam dengan napas yang sangat lemah, tubuh yang terasa dingin, tenggorokan yang terasa sangat kering dan dan tidak memiliki tenaga. Dia terpejam, dengan air mata yang menetes begitu saja merasakan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya dan ingatan-ingatan indahnya bersama Nathan mulai memenuhi pikirannya.

'Nathan ... Kurasa Mungkin takdir Ku hanya sampai menikah denganmu tanpa bisa menjalani hidup bersamamu sebagai istrimu. Tapi aku bersyukur atas semua pencapaian ini ... Semoga kamu bisa bahagia meski aku tiada ... Semoga kamu bisa menemukan wanita yang akan menikah denganmu dan menjadi istrimu ... Belum mandi hidupmu sampai tua ... bersamanya ... Memiliki anak seperti yang kamu inginkan bersamaku ... Aku sangat mencintaimu ...' Clara bermonolog dengan dirinya sendiri dalam hati, seiring dengan jantungnya yang semakin terasa sakit dan tak mampu berdetak meski dia merasa para dokter sedang mencoba menyelamatkannya dengan alat kejut jantung, hingga akhirnya dia benar-benar tidak sadarkan diri lagi.

"Dia meninggal," lirih dokter dengan tangan yang masih memegang alat kejut jantung. "Panggil keluarganya ... Dia benar-benar tidak bisa diselamatkan lagi karena kemungkinan racun itu sudah menyebar dalam darahnya," lanjutnya dengan tatapan iba pada Clara.

"Baik, Dok," sahut suster kemudian segera keluar ruangan.

Dokter meletakkan alat kejut jantung ke atas meja, sementara suster lainnya saat melepas peralatan peralatan medis pada tubuh sudah tidak bernyawa.

Ceklek ...

Nathan berlari memasuki ruangan ICU ketika sudah mendengar kabar dari suster. Dia langsung memeluk Clara dengan erat, lalu menatap wajahnya yang pucat dan menangkup pipinya dengan tangannya yang kokoh.

"Sayang, please ... Jangan tinggalkan aku. Kita baru menikah, kita harus hidup bersama sebagai suami istri seperti yang kita impikan sejak dulu. Kamu harus bangun!"

Nathan menangis tersedu-sedu, tak kuasa menahan kesedihannya lalu kembali memeluk Clara dan menciumi wajahnya.

"Aku mohon bangunlah ... Aku mohon jangan tinggalkan aku. Aku belum cukup membuatmu bahagia ... Aku tidak bisa hidup tanpamu!" ucapnya masih dalam tangis. Dia tidak mempedulikan kedua orang tuanya ataupun kedua orang tua Clara yang berada di belakangnya. "Aku mohon bangunlah ... Jangan jadikan hari pernikahan kita sebagai hari perpisahan untuk kita. Kamu harus tetap hidup, menepati janji janjimu untuk memiliki anak banyak bersamaku! Aku mohon bangunlah ...."

...aku mohon bangunlah...!

Nathan sedikit menggoyangkan tubuh Clara sembari memanggil-manggil namanya penuh dengan keputusan asaan dan kelaraan. Tubuh yang sudah lemah itu hanya bisa terombang-ambing oleh tangan Nathan.

"Clara, kumohon... bangunlah! Aku mohon...!" Kepala Nathan semakin menunduk. Air mata yang sudah lama tak pernah keluar, menetes begitu saja, mewakili kesedihannya. Pria gagah itu terlihat sangat hancur, tak peduli orang-orang disekitarnya melihat dia menangis.

Bibir Nathan bergetar, berkali-kali memanggil nama sang istri, sang pujaan hati, sang pemilik hati dengan perasaan penuh harap bahwa panggilan itu akan segera mendapat jawaban.

"Clara... Clara... ku mohon....!"

Deg!

Mata Nathan terbelalak. Dia langsung mendongak. Entah halusinasi atau bukan, tapi Nathan bisa merasakan remasan kecil pada pakaiannya.

"Clara...?" panggil Nathan penuh harap Dokter, suster, dan keluarga yang sedang berduka semakin teriris begitu melihat Nathan yang seolah-olah hancur berkeping-keping.

"Dok!" Mata Nathan membola. Dia menoleh pada Dokter yang berdiri sambil menatapnya di sana. "Dok, Clara...! Clara meremas bajuku!"

Mendapat tatapan yang memiliki sedikit harapan dari orang-orang yang ada di sana, Nathan kembali melanjutkan ucapannya dengan terbata-bata.

"Sungguh... a--aku tidak bohong...! Aku bisa merasakannya... itu lemah, tapi aku...."

"Nathan, sudah, Nak.... Clara sudah pergi," ujar Darrell yang mencoba untuk tetap kuat atas kepergian putrinya.

"Pa...." Nathan menatap Darell dengan kesedihan. Dia menoleh lagi, menatap, dan mendekatkan wajahnya di atas wajah Clara hingga air matanya jatuh ke pipinya.

"...!"

Nathan menjauhkan dirinya. Lagi-lagi dia bisa merasakannya!

Sapuan lemah yang menggelitik kulit wajahnya.

Itu bulu mata Clara yang berkedip perlahan!

"Clara...?" Nathan menatapnya tanpa berkedip. Dokter dan suster yang berada di sisi kanan tampak terkesiap juga.

Manik kabur itu perlahan terlihat. Clara membuka matanya! Claranya kembali hidup!

"Clara, Kamu bertahan untukku, kamu hidup, kamu masih hidup!" ucap Nathan dengan antusias saat melihat Clara yang perlahan membuka mata. Dia  beralih menatap yang lain dan memperlihatkan bahwa pengantin wanitanya kembali bernyawa. "Ma, pa ... Dia masih hidup!"

"Ini keajaiban," lirih dokter.

Verena dan yang lain pun ikut mendekati Clara yang hanya diam menatapi mereka dengan tatapan begitu sayu, bahkan terlihat seperti tidak memiliki kemampuan untuk berkata.

"Maaf, sebaiknya dia harus mendapatkan pemeriksaan dan alat bantu medis lagi," seru dokter.

"Lakukan yang terbaik untuknya, Dok," seru Nathan dengan antusias. Dia kembali menatap Clara, lalu mencium keningnya dengan penuh kasih. "Tetaplah bertahan ... Aku akan menunggumu di sini," ucapnya.

Nathan dan yang lainnya pun sedikit menjauh membiarkan dokter dan para suster menangani Clara yang masih terdiam, terlihat seperti orang yang linglung. Hmm apa yang terjadi padanya ... Apakah dia bingung karena pengaruh racun?


next chapter
Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C6
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập