"Saya mengerti. Saya hanya ingin meyakinkan Anda, bukan terburu-buru untuk pembayaran. Jangan ragu menelepon saya lagi—entah itu Malaikat Maut atau dewa, kita bisa menjatuhkan mereka dengan satu tembakan."
"Baiklah, saya tutup teleponnya sekarang," orang di seberang sana menjawab dengan tidak peduli.
Pria itu melepaskan dengus dingin, mematikan teleponnya. Dia mencabut kartu SIM dan melemparkannya ke sungai di belakang rumah.
Matanya bersinar dingin dalam kegelapan, seperti hantu atau serigala pemburu darah yang berkeliaran di malam hari. Dia adalah Serigala Berdarah, pemimpin kelompok pembunuh paling misterius, Pasukan Serigala Berdarah.