Setelah kejuaraan bodybuilding yang mengubah hidupnya, Raka merasa terjebak dalam dua jalan. Di satu sisi, dia merasakan dorongan untuk mengikuti impiannya secara resmi dan membangun karir di dunia bodybuilding yang sehat. Di sisi lain, kehidupan sebagai petarung bawah tanah memberikan uang yang cepat, meskipun penuh risiko.
Meskipun dia telah berjanji untuk tidak kembali ke arena bawah tanah, godaan itu terus membayangi pikirannya. Suatu malam, saat sedang berlatih di gym, Raka bertemu dengan beberapa teman lamanya dari arena bertarung. Mereka menawarkan kesempatan untuk kembali, dan dengan kondisi keuangan keluarganya yang tetap sulit, tawaran itu mulai menggiurkan.
"Raka, kamu pasti bisa menang! Lihat tubuhmu, kamu lebih kuat dari sebelumnya!" seru salah satu temannya. Raka merasa bingung, tetapi dia tahu betul betapa sulitnya mencari uang dengan cara yang benar. Dengan berat hati, ia menerima tawaran itu.
Hari berikutnya, Raka kembali ke arena. Suasana yang gelap dan mencekam, suara teriakan penonton memenuhi udara. Dia merasakan campuran antisipasi dan ketakutan saat memasuki ring. Dengan setiap pertarungan, Raka merasakan adrenalinnya mengalir. Dia kembali menemukan sensasi yang membuatnya merasa hidup.
Raka mulai berlatih dua kali lipat—di gym untuk membangun otot dan kekuatan, dan di arena untuk bertarung. Dengan bertambahnya pengalaman, ia menjadi semakin sukses. Namun, di balik semua kemenangan, Raka juga menyadari konsekuensi dari pilihannya. Kesehatannya mulai terpengaruh; rasa lelah dan nyeri terus menghantuinya.
Meskipun dia berusaha keras untuk menjaga penampilan dan kekuatan, Raka tahu dia harus berhati-hati. Dia mulai mengonsumsi steroid untuk mempercepat pemulihan dan meningkatkan performanya di arena. Keputusan ini memberinya hasil yang cepat, tetapi juga membawa rasa cemas. Dia tahu bahwa jalan yang dipilihnya tidak aman dan berisiko.
Di sekolah, Raka mencoba untuk tetap fokus pada pelajaran, tetapi pikirannya terus teralihkan oleh kehidupan ganda yang dijalaninya. Dia merasa terasing dari teman-teman sekelasnya, yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Di satu sisi, dia ingin tampil sebagai sosok yang berprestasi, tetapi di sisi lain, dia merasa terjebak dalam dunia yang berbahaya.
Suatu malam, setelah pertarungan yang melelahkan, Raka merenung. Dia melihat cermin dan merasakan ketidakpuasan. Tubuhnya mungkin kuat, tetapi hatinya merasa kosong. Dia mulai mempertanyakan apakah semua ini sepadan. Apa artinya menjadi kuat jika dia tidak bisa merasa bangga pada pilihan yang dibuatnya?
Dengan setiap kemenangan, Raka merasakan bahwa dia semakin jauh dari tujuannya untuk menjadi atlet bodybuilding yang sukses secara resmi. Dia menyadari bahwa untuk mencapai impian sejatinya, dia harus membuat pilihan yang lebih baik dan meninggalkan kehidupan yang penuh risiko ini.
Malam itu, Raka memutuskan untuk berbicara dengan ibunya. Dia ingin menjelaskan semua yang dia alami dan meminta dukungan untuk kembali ke jalan yang benar. Raka tahu bahwa dia harus berjuang lebih keras, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk masa depan keluarganya.
Ketika ia memikirkan langkah selanjutnya, Raka bertekad untuk kembali ke jalur yang benar, meninggalkan kehidupan sebagai petarung bawah tanah. Dia ingin memperbaiki kesalahan dan membuktikan bahwa dia bisa sukses tanpa harus mengorbankan integritasnya.