Tải xuống ứng dụng
20% Tangan Besi versus Jari Baja / Chapter 3: Penyelamatan di Gunung Hitam

Chương 3: Penyelamatan di Gunung Hitam

Di bawah cahaya bulan yang lembut, pria tua berjubah putih itu melangkah mendekat, diikuti oleh beberapa pengikutnya. Dengan aura tenang dan penuh wibawa, ia tampak seperti seorang penjaga kuno yang baru saja bangkit dari zaman dahulu. Anggota Sekte Jari Baja berhenti menyerang dan mundur, tampaknya mengenali otoritas yang dimiliki pria tua itu.

Ceun-Ceun dan Loupan, yang sedang berjuang melawan kelelahan dan luka, mengamati pria tua itu dengan penuh harapan. Dengan sisa-sisa tenaga yang tersisa, Ceun-Ceun berusaha berdiri, meskipun tubuhnya terasa nyeri dan dingin.

Pria tua itu menghentikan langkahnya di tengah medan pertempuran yang hening. Matanya memandang tajam ke arah Loupan dan Ceun-Ceun, kemudian ke arah anggota Sekte Jari Baja yang masih bersiaga.

"Ini adalah wilayahku," suara pria tua itu bergema lembut, namun penuh kekuatan. "Kembalilah ke tempatmu dan jangan sekali lagi menginjakkan kaki di sini."

Para anggota Sekte Jari Baja saling bertukar tatapan penuh kekhawatiran sebelum akhirnya mundur, satu per satu, meninggalkan Loupan dan Ceun-Ceun dalam keadaan yang hampir tak tertolong. Pria tua itu kemudian memandang ke arah Ceun-Ceun dan Loupan dengan ekspresi serius.

"Kalian tampaknya membutuhkan bantuan," kata pria tua itu, nadanya menunjukkan empati. "Aku adalah Biksu Long, Pakar Penyembuh yang kalian cari."

Ceun-Ceun dan Loupan saling bertukar tatapan, rasa lega dan harapan baru membanjiri hati mereka. "Benar, kami mencari Anda," ujar Ceun-Ceun, suaranya tersendat. "Guru Xiang... dia terluka parah. Kami harus membawanya ke tempat yang aman."

Biksu Long mengangguk, lalu melambaikan tangan ke arah gua kecil tempat mereka berlindung sebelumnya. "Mari, bawa dia ke dalam gua. Aku akan merawatnya di sana."

Dengan bantuan Biksu Long dan pengikutnya, Loupan dan Ceun-Ceun membawa tandu Guru Xiang ke dalam gua, yang ternyata lebih besar dan nyaman dari yang mereka kira. Biksu Long memeriksa Guru Xiang dengan cermat, sementara pengikutnya menyiapkan ramuan-ramuan dan perlengkapan medis yang tampaknya sangat memadai.

Sementara Biksu Long sibuk merawat Guru Xiang, Loupan dan Ceun-Ceun duduk di sudut gua, membiarkan tubuh mereka pulih dari kelelahan dan luka-luka yang diderita. Biksu Long akhirnya selesai memeriksa Guru Xiang dan mendekati mereka dengan wajah serius.

"Dia telah mengalami keracunan dan kehilangan banyak darah," kata Biksu Long. "Namun, aku yakin aku bisa menyelamatkannya. Kalian harus bersabar."

Ceun-Ceun mengangguk, mencoba menenangkan dirinya dengan harapan bahwa Biksu Long dapat melakukan keajaiban. "Terima kasih banyak, Biksu Long," ucapnya dengan tulus. "Kami sangat berterima kasih atas bantuan Anda."

"Jangan terlalu banyak berterima kasih," jawab Biksu Long sambil tersenyum lembut. "Setiap tindakan memiliki balasannya sendiri. Apa yang kalian lakukan sekarang akan menentukan masa depan kalian."

Ceun-Ceun merenungkan kata-kata Biksu Long. Dia merasa tertekan oleh tanggung jawabnya untuk melindungi Guru Xiang dan membalas kebaikan Biksu Long. Namun, sebelum ia bisa memikirkan lebih jauh, Loupan menarik perhatiannya.

"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Loupan, suaranya mengandung rasa ingin tahu yang mendalam. "Kami tidak bisa tinggal di sini terlalu lama. Sekte Jari Baja pasti akan kembali mencari kami."

Biksu Long memandang ke luar gua, ke arah Gunung Hitam yang menjulang tinggi. "Sekte Jari Baja adalah musuh yang sangat berbahaya," kata Biksu Long. "Mereka akan berhenti pada apa pun untuk mencapai tujuan mereka. Kalian harus siap menghadapi segala kemungkinan."

Loupan mengangguk, matanya berkilau dengan tekad. "Kami akan melanjutkan perjalanan segera setelah Guru Xiang pulih. Kami berterima kasih atas semua bantuan Anda."

Biksu Long memandang Loupan dengan tatapan yang dalam, seolah mencoba menilai kekuatan dan tekadnya. "Ingatlah, tidak hanya kekuatan fisik yang akan menyelamatkan kalian, tetapi juga kekuatan hati dan jiwa. Sekte Jari Baja bukan hanya sekedar kelompok persilatan biasa. Mereka memiliki ambisi yang jauh lebih besar."

Ceun-Ceun dan Loupan merasa seolah terjaga dari mimpi buruk mereka ketika Biksu Long mengungkapkan kata-katanya. Kekuatan dan ambisi Sekte Jari Baja memang membuat mereka merasa sangat terancam. Namun, mereka juga merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan setelah mendapat bantuan dari Biksu Long.

Selama beberapa hari berikutnya, Biksu Long merawat Guru Xiang dengan penuh perhatian dan keterampilan medis yang sangat tinggi. Ceun-Ceun dan Loupan membantu sebanyak mungkin, meskipun mereka masih dalam kondisi lelah dan terluka. Dalam waktu singkat, keadaan Guru Xiang mulai membaik, dan harapan untuk melanjutkan perjalanan kembali membara dalam diri mereka.

Setelah beberapa hari istirahat, Biksu Long akhirnya merasa bahwa Guru Xiang cukup pulih untuk melanjutkan perjalanan. "Kalian bisa melanjutkan perjalanan ke Gunung Hitam," katanya kepada Ceun-Ceun dan Loupan. "Guru Xiang sudah cukup kuat untuk melanjutkan perjalanan, tapi ingatlah bahwa bahaya akan selalu ada."

Ceun-Ceun dan Loupan merasa lega dan siap untuk melanjutkan perjalanan. Mereka mengucapkan terima kasih kepada Biksu Long, yang memberikan mereka bekal dan arahan tambahan. Dengan penuh semangat, mereka kembali ke jalur mereka menuju Gunung Hitam, menyadari bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan.

Gunung Hitam tampak semakin dekat, namun mereka tahu bahwa perjalanan mereka tidak akan mudah. Dengan hati yang penuh tekad, Ceun-Ceun dan Loupan melangkah maju, siap menghadapi apa pun yang menanti di depan.

Hari berikutnya, langit cerah menyambut perjalanan baru Ceun-Ceun dan Loupan. Setelah istirahat yang cukup dan perawatan dari Biksu Long, mereka merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Dengan Guru Xiang yang sudah jauh lebih stabil, mereka meninggalkan gua dan melanjutkan perjalanan ke Gunung Hitam.

Kaki gunung yang mereka daki semakin curam dan menantang, namun semangat mereka tetap tinggi. Salju yang membekukan kaki mereka terasa lebih ringan dibandingkan dengan beban yang mereka angkat sebelumnya. Meskipun suhu dingin masih menyengat, kehangatan tekad mereka membuat perjalanan ini terasa lebih bisa dijangkau.

Saat mereka mencapai lereng pertama Gunung Hitam, suasana di sekitar mereka menjadi semakin sepi. Pepohonan jarang, dan pemandangan luas yang tampak tak berujung hanya diisi oleh salju putih dan langit biru pucat. Terkadang, suara angin bertiup kencang, menciptakan suasana yang mencekam. Setiap langkah harus dipertimbangkan dengan hati-hati agar tidak tergelincir di medan yang licin.

"Satu langkah lagi, dan kita akan sampai di biara," kata Loupan sambil memeriksa peta yang diberikan oleh Biksu Long. "Kita harus berhati-hati. Gunung ini dikenal dengan jebakan alami dan buatan."

Ceun-Ceun mengangguk, memusatkan perhatian pada langkahnya. Ia merasa tegang, tetapi rasa kewaspadaan yang dimilikinya juga membantunya tetap fokus. Semangatnya untuk menyelamatkan Guru Xiang membuatnya terus melangkah meskipun beban di punggungnya terasa berat.

Setelah beberapa jam mendaki, mereka akhirnya melihat sebuah bangunan kuno yang tersembunyi di balik batu besar. Biara itu terlihat seperti sebuah oasis di tengah kemegahan gunung yang dingin dan keras. Atapnya yang terbuat dari kayu hitam dan dinding batu yang mengesankan memberi kesan tenang dan kokoh.

"Mari kita masuk," kata Loupan, membuka jalan ke arah pintu biara yang tertutup. Dengan hati-hati, mereka melangkah masuk ke dalam bangunan tersebut.

Di dalam biara, suasana terasa hangat dan damai. Lampu-lampu minyak yang tergantung di dinding memberikan cahaya lembut, menerangi ruangan besar yang dipenuhi dengan perabotan sederhana namun elegan. Di tengah ruangan terdapat altar yang dihiasi dengan bunga-bunga dan dupa yang terbakar.

Seorang biksu tua, berbeda dari Biksu Long, muncul dari balik tirai di sisi ruangan. Ia mengenakan jubah putih bersih dan memandang mereka dengan tatapan lembut.

"Selamat datang," ucap biksu tua itu dengan suara tenang. "Aku Biksu Liang. Apa yang bisa aku bantu?"

Loupan menjelaskan situasi mereka dengan cepat, menjelaskan bahwa Guru Xiang terluka parah dan membutuhkan bantuan. Biksu Liang segera memeriksa kondisi Guru Xiang dengan keahlian dan penuh perhatian.

"Aku akan melakukan yang terbaik untuknya," kata Biksu Liang. "Namun, kita harus memindahkannya ke ruang perawatan yang lebih sesuai."

Dengan bantuan Biksu Liang dan beberapa biksu lainnya, Guru Xiang dipindahkan ke ruang perawatan. Ceun-Ceun dan Loupan mengikuti dengan cermat, merasa lega melihat bahwa Guru Xiang akhirnya mendapatkan perawatan yang memadai.

Sementara Biksu Liang sibuk dengan perawatan, Ceun-Ceun dan Loupan duduk di luar ruang perawatan, mencoba untuk menenangkan diri. Kelelahan dari perjalanan panjang dan pertempuran sebelumnya membuat mereka merasa sangat lelah. Mereka berbicara dalam bisikan lembut, mencoba untuk meredakan ketegangan yang masih terasa di dalam diri mereka.

"Setelah semua ini, kita harus tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Sekte Jari Baja," kata Ceun-Ceun. "Mengapa mereka begitu berusaha mengejar kita?"

Loupan mengangguk, wajahnya penuh pemikiran. "Mungkin ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar pertarungan biasa. Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang tujuan mereka."

Tak lama kemudian, Biksu Liang keluar dari ruang perawatan dengan wajah yang lebih tenang. "Guru Xiang sedang dalam proses pemulihan. Dia masih lemah, tetapi aku yakin dia akan pulih. Sekarang, aku ingin berbicara dengan kalian tentang situasi ini."

Ceun-Ceun dan Loupan mengikuti Biksu Liang ke ruang tamu biara. Biksu Liang duduk di kursi sederhana dan memandang mereka dengan serius.

"Sekte Jari Baja adalah kelompok yang sangat berbahaya," kata Biksu Liang. "Mereka memiliki ambisi untuk menguasai wilayah-wilayah persilatan dan mengendalikan kekuatan besar. Apa yang mereka cari dari kalian mungkin terkait dengan tujuan mereka."

Loupan menatap Biksu Liang dengan penuh perhatian. "Apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi mereka?"

Biksu Liang menghela napas. "Pertama-tama, kalian harus memahami kekuatan mereka dan rencana mereka. Kami di biara ini dapat memberikan informasi dan bantuan yang kalian butuhkan. Namun, kalian juga harus berhati-hati, karena musuh kalian tidak akan berhenti sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan."

Ceun-Ceun dan Loupan merasa berat di hati, namun mereka tahu bahwa mereka tidak bisa mundur. Mereka harus terus maju, mencari tahu lebih lanjut tentang Sekte Jari Baja dan melindungi Guru Xiang. Dengan bantuan Biksu Liang dan biara, mereka merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

Biara ini menawarkan perlindungan dan ketenangan untuk sementara waktu. Ceun-Ceun dan Loupan memanfaatkan kesempatan ini untuk beristirahat, mengumpulkan kekuatan, dan mempersiapkan diri untuk langkah selanjutnya dalam perjuangan mereka melawan Sekte Jari Baja. Dan meskipun jalan di depan penuh dengan ketidakpastian, mereka bertekad untuk melanjutkan perjalanan ini dengan semangat yang tak tergoyahkan.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C3
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập