```
Jika Fu Sinian mau bekerja sama dan tidak terlalu mendominasi, dia yakin dia bisa bertahan kali ini.
Shi Qian menunggu sampai dia mengantuk.
Ketika matanya terus berjuang untuk tetap terbuka, pintu tiba-tiba terbuka.
Fu Sinian masuk dari luar. Dia sengaja meredakan langkahnya. Sudah larut. Shi Qian pasti sudah tidur.
Dia mendekati tempat tidur dan duduk di depan Shi Qian.
Shi Qian menutup matanya dan menunggu Fu Sinian bertindak.
Fu Sinian hanya duduk di sana, membuatnya merasa sangat tersiksa.
Toh, tidak ada salahnya dia yang memulai. Dia memantapkan hatinya dan mengerahkan seluruh upayanya.
Dari bawah selimut, sebuah tangan perlahan menjangkau dan menggenggam pergelangan tangan Fu Sinian.
Dia terlihat terkejut.
Apakah Shi Qian masih terjaga?
Shi Qian perlahan membuka matanya dan duduk di tempat tidur.
Selimut langsung melorot dari bahunya, memperlihatkan bahunya yang putih susu.
Rambut hitam tebal jatuh berantakan di atas bahunya.