"Dasar orang aneh, budek kali ya. Udah salah, nyolot lagi." decak Keenan penuh kesal. Dia pun berlalu masuk ke dalam cafe.
Rudi dan Mila yang sedari tadi diam di belakang Keenan hanya bisa menggelengkan kepala mereka melihat semua nya. Lalu menyusul Keenan yang sudah tadi masuk ke dalam cafe.
Setelah memesan beberapa menu di cafe tersebut, Keenan meminta Mila untuk menghubungi pihak PT. Rafif buana untuk mengundur jam meeting nya.
"Mila, tolong hubungi pihak PT. Rafif buana minta undur jam meeting." perintah nya.
"Kenapa pak?" jawab Mila sedikit bingung.
"Kamu gak lihat baju saya basah gara-gara cewek aneh itu? Saya mau ke toko baju dulu baru kita lanjut kesana. Atau kalau bisa. Undur saja rapat nya ke hari yang lain."
"Di batalkan maksud Lo hari ini Ken?" Timpal Rudi.
"Hmmmmm," jawabnya dengan anggukan.
"Please Ken. Jangan di undur lagi. Ini proyek penting buat perusahaan Lu."
Keenan tak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulut nya. Ia hanya terus melahap makanan yang ada di depan nya. Tapi bayangan Arsy seolah terus berada di otaknya.
"Kenapa gue jadi mikirin tuh cewek ya!" batin nya.
"Tapi kalau di lihat, itu cewek cantik banget ya Ken." ucap Rudi membuyarkan lamunan Keenan.
"hah?kenapa?" sahut Keenan sedikit gaguk.
"Lu ngelamun ya bro. Sampe Gaguk gitu ngomong nya, hahhah." Ucap Keenan di iringi dengan tawa.
"Apaan sih lu. Siapa juga yang ngelamun." Bantahnya.
Ken... Ken... Gue tau lu bro. Kita itu udah sahabatan dari SMA. Zaman lu masih anak kost-an di Jakarta ini sampe udah jadi pengusaha muda sukses. Kalau lu udah ngelamun, pasti ada sesuatu yang mengusik pikiran lu. Coba aja tanya si Mila."
"iya kan mil." ucap Rudi pada sekretaris sahabatnya.
Mila tampak hanya mengangguk.
Tanpa mau lama-lama di ledek sahabat nya itu. Keenan pun mengakhiri makan siang mereka dan berencana singgah di toko baju untuk membeli kemeja baru sebelum melanjutkan aktivitas nya untuk rapat hari ini.
Keenan lalu memanggil waiter di cafe itu untuk meminta bill makanan mereka.
"Mba, tolong bill nya ya." ucap pada waiters tersebut.
"Ini pak bill nya. Semua nya 450ribu."jawab waiters sembari menyodorkan bill tersebut.
Keenan langsung mengambil uang 100ribuan sebanyak 5 lembar sari dompet nya dan memberikan nya ke pelayan kafe itu.
"Ini mba. Kembalian nya mba ambil saja ya." ucapnya.
"Terima kasih pak." Jawab pelayan itu.
Akhir nya mereka keluar dari cafe tersebut dan berlalu menuju mobil mewah yang sedari tadi parkir di halaman cafe tersebut.
"jalan pak." pinta nya pada pak Imam yang merupakan supir nya itu.
"Baik pak." jawab pak Imam.
Pak Imam langsung dengan sigap melajukan mobil sesuai perintah bos besarnya.
Mila yang duduk di depan, tepat nya di samping supir memberi kode agar menepikan mobil itu di sebuah toko baju yangvletak tidak jauh dari cafe tersebut.
" Pak Imam, di depan situ ada toko baju, nanti berhenti dulu ya. Pak bos mau beli baju kemeja." Ucap Mila.
" Ok, mba Mila." Jawab nya.
Setibanya mereka tiba di toko baju, Keenan langsung masuk di temani Rudi sang asisten. Sementara Mila dan pak Imam menunggu di dalam mobil.
.
.
.
Arsy segera menepikan mohil nya setelah ia sampai di tempat pemakaman umum. Tak lupa ia mengambil buket bunga yang sengaja ia beli tadi.
Ada rasa haru di dalam hatinya saat ini. Ini adalah kali pertama ia datang lagi ke makam Arda setelah sekian lamanya.
Arsy pun turun dari mobil nya. Saat berjalan menuju makam sang mantan kekasih, Arsy melihat beberapa orang sedang nyekar di makam itu. Ia lebihelangkahkan lagi kaki nya. Memastikan siapakah gerangan orang-orang tersebut.
Sungguh betapa terkejut nya Arsy saat orang-orang yang di lihat nya itu ternyata keluarga Arda.
"Bagaimana ini?" Batinnya.
Arsy bingung harus kembali atau melangkahkan kakinya ke makam tersebut. Ia takut saat harus bertemu keluarga Arda yang masih terus saja menyalahkan nya.
Akhirnya setelah beberapa saat mematung, ia memutuskan untuk nyekar ke makam itu meski ia harus bertemu dengan keluarga sang mantan kekasih.
"Assalamualaikum."ucapnya.
"walaikumsalam."jawab keluarga Arda.
"hei, wanita pembawa sial! Mau apa kamu kesini, Hah? Teriak wanita paruh baya yang merupakan ibu Arda.
"Tante Mirna."ucap Arsy sembari menjabat tangan wanita tersebut untuk menyalaminya.
Namun, wanita itu langsung menepis kasar tangan gadis cantik itu.
"Pergi kamu dari sini, saya gak Sudi lihat muka kamu disini." Ucap.nya pada arsy.
"Tante, Arsy Cuma mau nyekar di makam Arda tante." Ucap nya lirih
"Jangan harap kamu bisa nyekar di makam anak saya ya! Kamu yang udah bikin anak saya pergi selamanya. Kalau saja Arda tidak pergi ke London nyusul kamu untuk melamar kamu. Mungkin saat ini anak saya masih ada dsini bersama kami."
Isak tangis wanita paruh baya itu semakin menjadi. Ia sampai saat ini masih terus menyalahkan gadis cantik itu sampe harus menghina nya semaunya.
Semua keluarga Arda yang ikut nyekar pada saat itu hanya bisa menenangkan wanita paruh baya yang di terus saja menangis..
"Kak Arsy, Lila mohon pergi dari sini ya, kalau kakak masih terus ada disini, mama pasti terus akan nyalahin kakak, please!" pinta Lila adik Arda.
Arsy yang melihat kondisi dan suasana nya tidak aman dan nyaman, memilih untuk pergi daripada dia harus menerima lagi kata-kata yang lebih menyakitkan.
"Baiklah, maafkan kalau kedatangan aku malah bikin semua nya menjadi kacau. Tapi tante, bukan karena Arsy Arda meninggal. Arsy gak pernah paksa Arda untuk langsung pulang ke London pada waktu itu. Arsy juga gak tau kalau Arda ada rencana untuk melamar Arsy. Semua ini murni kecelakaan Tante. Arsy juga sama merasakan kehilangan seperti tante. Tapi Arsy mohon tante, tolong untuk tidak terus menyalahkan Arsy."
Mirna yang hanya terdiam mendengar perkataan Arsy seolah tidak peduli dengan apa yang di katakan gadis itu. Arsy kemudian hanya menaruh buket bunga yang di beli nya tanpa bisa berlama-lama disana. Padahal banyak hal yang ingin ia sampaikan dalam disana.
"Assalamualaikum."ucapnya seraya pergi berlalu meninggalkan makam tersebut.
"Waalaikumsalam."jawab keluarga Arda.
Dengan rasa sedih dan juga kecewa ia pergi menuju mobil nya dan melajukan kendaraan itu. Tanpa ia sadari air matanya terus saja mengalir membasahi pipinya. Bukan karena ia tak di perbolehkan untuk ziarah ke makam Arda, tapi karena sampai sekarang sudah 1 tahun kepergian Arda,ia masih saja selalu di anggap sebagai sumber masalah nya.
Entah sampai kapan ia harus sabar menghadapi semua tuduhan itu. Satu hal yang pasti, ia harus tetap kuat dan tegar dengan semua keadaan.
terimakasih bagi yang sudah mau mampir ke cerita aku. jangan lupa tinggalkan komen ya temen-temen.