"Wah!" Bai Qingqing terkejut. "Jadi ini rupanya Ayam Pengemis."
Parker mengerutkan hidungnya, menoleh ke arah aroma tersebut. Dia bertanya dengan kaget, "Kenapa sekarang jadi bersih? Oh, iya. Apa itu Ayam Pengemis?"
"Ehm. Mari kita sebut saja Burung Lumpur." Bai Qingqing menjulurkan lidahnya. "Saya juga tidak tahu. Saya cuma bereksperimen dan sepertinya cukup berhasil."
"Suku kamu memang hebat." Parker tidak bisa tidak memujinya.
Bai Qingqing merasa sangat puas. Dia pergi ke kamar tidur dengan bola lumpur untuk menunjukkannya kepada Curtis, sebelum keluar untuk mulai makan.
Beras sudah ada di perut burung selama satu sore, jadi wanginya sudah meresap ke setiap butir nasi. Setiap suapan penuh dengan jus daging. Lembut, kenyal, dan sangat lezat.
Itu begitu lezat sehingga Bai Qingqing merasa bahwa Curtis dan Parker harus mencoba ini.