"Jadi, um... Yanyan, biarkan aku mengambil beberapa untuk anak-anak sebagai ganti ruginya," ujar Welly, matanya memindai sekitar dengan dingin, menilai, seolah sedang mempertimbangkan sepasang mata mana yang akan menjadi mainan terbaik.
Sally kaget.
Pandangan yang tadinya tertuju padanya lenyap dalam sekejap.
Kemudian suara mendesing terdengar dari segala penjuru...
Welly melakukan gerakannya, berlari ke arah tertentu.
Segera, dia meninggalkan di belakangnya sebuah Binatang Ilahi Jahat.
Binatang Ilahi Jahat itu memiliki banyak mata dengan tubuh yang besar, sepasang mata besar di bagian depan, sepasang sayap yang tercabik, dan perut yang ditutupi mata.
Binatang Ilahi Jahat itu gemetar di bawah genggaman Welly, memohon, "Yang Mulia, ampuni nyawaku... Tolong maafkan hamba yang rendah ini! Mataku beracun, tidak cocok untuk bermain."
"Aku bisa mendisinfeksi," Welly menjawab, mulai mencungkil keluar bola mata.