Theo dihadapi dilema yaitu diantara membawa jasad Laura keluar atau pergi mencari Karla terlebih dahulu juga Theo tak tau jika Oliver akan masuk atau tidak, setelah berpikir cukup lama ia memilih untuk bertaruh dengan takdir jika ia melihat temannya meninggal didepan matanya lagi maka ia akan keluar membawa jasad Laura dan temannya itu, Theo mengambil busur dari toko peralatan olahraga dan mengambil anak panah yang ia tajamkan kembali.
Di luar tempat itu keputusan Oliver untuk tidak masuk ke dalam dipertanyakan oleh rekan-rekannya padahal ia juga berpikir untuk masuk tapi tak terpikir caranya dengan kelompok itu memiliki sandra orang penting tak mungkin mereka akan mengorbankannya hanya untuk menyelamatkan temannya sendiri, tak lama kemudian mereka mendengar banyak suara tembakan dari dalam tempat itu Oliver menyadari Theo sedang melawan mereka dengan alat seadanya dengan begitu ia mendapat sebuah ide yaitu dengan melepas rompi anti peluru mereka agar musuh mengira mereka hanya warga yang ingin melawan.
Theo mengendap-endap dan memanah mereka dari posisi yang tak terlihat oleh orang-orang itu sekalinya mereka mencoba menembaki Theo ia sudah menghilang dari tempat terakhir kalinya mereka lihat dan 1 per 1 orang-orang itu terbunuh oleh Theo sampai ruangan itu tak tersisa satu orang pun dari kelompok itu.
Pintu ruangan itu terbuka dan ada seseorang yang masuk, ternyata itu Oliver dan timnya yang sudah memutuskan untuk masuk bergabung dengan Theo tapi dengan tujuan untuk membebaskan orang penting.
"oh kalian" ucap Theo
"apa kau yang membunuh mereka semua?" tanya Oliver tak percaya
"siapa lagi?" balas Theo
"setelah dari sini kita harus ke tempat membuat identitas baru itu" jawab Oliver
"aku mengerti maksudmu" balas Theo
Mereka pun pergi untuk melanjutkan pencarian Karla/Thea 1 per 1 lantai yang dipenuhi dengan orang-orang dari kelompok musuh dihabisi oleh Theo dan kelompok Oliver dan menyisakan 2 lantai teratas, satu hal yang Theo ketahui taruhan pada takdirnya tidak lagi berjalan dikarenakan Oliver sudah bergabung dengannya sampai ketika mereka sampai di lantai berikutnya Ernst yang berjalan paling depan meminta Theo untuk menggunakan pisau untuk membunuh secara senyap, Theo dan Ernst kemudian berjalan paling depan dengan perlahan mereka berdua menarik kedua penjaga dan menusuknya.
Mereka mendengar suatu pembicaraan antara bebrapa orang yang terdengar marah dan juga suara anak kecil yang sedang ditenangkan oleh seorang perempuan, saat diintip Theo dan Ernst melihat Daniel yang terikat dan sedang beradu mulut dengan orang yang terlihat seperti pemimpin dari kelompok musuh, sesaat Theo melihat perempuan yang terikat itu ia teringat dengan terakhir kalinya ia melihat kakaknya dan ia tahu betul itu adalah Thea yang sedang ia lihat.
Theo menahan amarahnya Oliver merancang strategi tapi terlambat Daniel terlalu mengundur waktu yang mengakibatkan ketua kelompok itu ingin menembak Thea tapi Daniel menghalanginya Theo terkejut dengan apa yang dilakukan Daniel untuk Thea.
"kenapa?" Tanya Thea dengan suara yang mulai pecah
"Theo masih membutuhkanmu, aku tak mau kau mati karena kesalahanku" jawab Daniel
Sesaat sebelum Daniel akan ditembak mati Theo langsung berteriak dan meluncurkan anak panah pada Ketua dari kelompok itu diikuti dengan kelompok Oliver yang langsung menembaki anak buahnya, setelah ruangan lantai mereka menghampiri daniel.
"Theo kau masih hidup ternyata" ucap Daniel
"kau tak akan lama, lagipula kenapa kau melakukan itu?" tanya Theo
"tentu saja tak akan ada tim medis datang, kau perlu tahu sesuatu Theo" jawab Daniel
"aku tahu semuanya" balas Theo
Mereka berusaha membawa Daniel dan yang lain keluar, mereka baru turun beberapa lantai dan kelompok itu sudah memanggil bantuan dan menghadang mereka di beberapa lantai baku tembak tak terhindarkan, saat mereka sampai di lantai bawah mereka melihat orang-orang dari kelompok musuh menghadang dengan senjata berat yang harus dihancurkan dengan bom, ditengah-tengah tembakan Daniel memanggil Oliver.
"berikan aku bom" ucap Daniel
"tak ada lagi bom lempar yang sisa bom tempel" jawab Oliver
"itupun tak apa" balas Daniel
"kau tak akan sempat" ucap Oliver
"tak perlu menempel pada mereka, aku saja" ucap Daniel
"itu sih bunuh diri" ucap Karla/Thea
"tak apa obat yang diberikan Oliver tak akan cukup untuk keluar aku juga akan mati, setidaknya jika aku mati aku juga membawa mereka bersamaku" jawab Daniel
Walau tak menyetujui ide Daniel tapi mau tak mau Oliver mengiyakannya sebelum pergi Daniel berpesan
"jaga adikku jangan sampai dia berakhir seperti Theo" ucap Daniel
"ah yang benar saja" balas Theo
Daniel langsung berlari ke arah senjata kelompok musuh, walau dirinya ditembus banyak peluru, saat terjatuh ia merangkak tetap berusaha mendekat dan bersandar di senjata musuh dan tersenyum sebelum meledak bersama para teroris itu.
Ledakan itu membuat tim yang berada diluar bisa masuk dan langsung menghabisi sisa-sisa dari teroris di tempat itu Theo, Oliver dan Thea/Karla langsung pergi ke tempat yang digunakan untuk membuat identitas baru untuk Theo yang juga pernah digunakan oleh Thea/Karla, sesampainya mereka disana mereka langsung bergegas ke ruangan yang tersedia.
"apa ini berarti Douglas akan menghilang?" tanya Theo
"tidak, kita hanya butuh orang yang akan disalahkan yang mengambil resiko memberontak saat ditawan teroris tadi, jadi nama apa yang kau akan pilih?" ucap Oliver
"bagaimana jika Walter schmidt" jawab Theo
"boleh juga, untuk fotonya akan ku urus kau pulang saja dan juga selamat menjelaskan" ucap Oliver sekaligus meledek Thea
Thea yang dari tadi tidak mengatakan sepatah kata hanya bisa tersenyum dan mengikuti Theo ia juga yang menyetir mobil walau di perjalanan suasana tetap sunyi tak ada diantara mereka berdua yang mencoba mencairkan suasana walau Thea tahu Theo tidak menyalahkannya atas semua yang terjadi.