Saya hampir tak bisa merasa lengan yg sakit, tapi dgn menggunaka kaki, saya berhasil menendang pistol di tangannya. Pistol itu meluncur ke lantai, ke jarak di luar jangkauannya.
Neraka pun pecah dalam diri saya. Saya menarik rambutnya dan menyodok wajahnya ke lantai dgn kekuatan sekuat tenaga. Teriakan terputus dari bibirnya dan terdengar seperti musik di telinga saya. Itu mendorong saya memukulnya dgn tinju saya.
Berkat lapisan tebal gaun pengantinnya, dia tak bisa melawan saat saya menghancurkan rambutnya, memutar dan menariknya sesuai keinginan saya, saat saya mendengar teriakannya kesakitan.
Saya belum pernah berbuat kekerasan pada siapa pun. Apalagi pada seorang wanita lain. Tapi sekarang rasanya ingin membunuh dia karena menghancurkan hidupku dengan kebohongannya.
Pengakuan-pengakuannya masih terdengar di telinga saya. Membuat saya sadar akan binatang tidur di dalam saya yang telah disiksa tanpa ampun oleh kalimat-kalimatnya dan dibangkitkan oleh mereka menjadi monster.