Tải xuống ứng dụng
91.3% Girls und panzer Nusantara girl highschool project (Bahasa Version) / Chapter 42: Chapter 41. Perubahan cepat dibutuhkan.

Chương 42: Chapter 41. Perubahan cepat dibutuhkan.

     Husodo dan Euis berjalan pelan menyusuri barisan rumah toko yang ada di sisi sekolah kapal menghadap langsung ke lautan, angin sepoi sepoi terus menerpa keduanya dan mengacak acak rambut serta pakaian mereka, beruntung mereka menggunakan rok yang cukup panjang hingga se lutut, jika saja sekolah mereka mengadopsi seragam seperti yang ada di Jepang, angin seperti itu akan jadi masalah buat mereka. Husodo mengecek HP nya, melihat waktu yang terpampang di besar di layar utama.

"hmmmm, baru jam 3" gumam Husodo pelan. "kamu ga ada kesibukan, kan?" Husodo bertanya Ke Euis.

"enggak, aku bebas sampai jam setengah 6 nanti" jawab Euis.

"mau mampir ke toko Crepes di Cove? Kata teman temanku ada menu menu baru disana" ucap Husodo.

"Crepes? Kedengarannya enak, aku sudah lama juga ga jajan di Cove" Euis tersenyum, ia mengiyakan ajakan kakak kelasnya.

"oke, aku cek menu nya dulu" ucap Husodo.

     Husodo mengambil ponselnya dari dalam kantong dan membuka ponselnya yang terkunci dengan pola garis, Menarik perhatiannya, sebuah simbol notifikasi mencuat dari ikon aplikasi pesan, dengan penasaran ia membuka pesan itu dan melihat pesan dari temannya, Yuliana.

"ada apak kak Maria?" tanya Euis melihat kakak kelasnya itu begitu serius membaca sesuatu di ponselnya.

"dari Yuliana, katanya dia mau nyusul kita" Husodo menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"wah, makin rame dong" Euis tersenyum, ia merasa acara kumpul kecil mereka akan semakin meriah dengan kehadiran Yuliana.

     Husodo membalas pesan temannya dan memberitahukan tempat yang akan mereka datangi. Setelah berjalan 15 menit, mereka akhirnya sampai di sebuah tempat yang bernama Cove at Batavia, sebuah komplek pertokoan di sisi kiri kapal yang terkenal dengan jajanan yang unik. Komplek pertokoan itu langsung menghadap laut dengan di pisahkan oleh jalanan kecil dari susunan paving block, dengan pemandangan yang indah dan angin sejuk yang selalu menerpa dengan lembut, tempat itu populer di datangi para pasangan muda yang ingin menghabiskan waktu Bersama di akhir pekan.

     Husodo dan Euis sampai di toko no 15, La Gourmandise de Maginot, itulah nama tokonya yang terpampang di panel akrilik berwarna Merah putih dan biru perancis yang sangat patriotik, toko itu menjual makanan ringan ala perancis yang dapat di makan dengan mudah, makanan yang mereka jual kebanyakan adalah makanan manis dengan isian coklat dan krim, namun beberapa menu seperti crepes dan roti isi perancis yang dapat di nikmati dengan isian daging ayam dan sapi yang gurih.

"bienvenue, Madame" sapa seorang pelayan yang ada di dalam restoran. "ada yang bisa saya bantu?" lanjut pelayan itu dengan ramah, pelayan itu mengenakan jaket biru dengan dua baris kancing berwarna emas dan garis garis emas di lengan, dan rok pendek ketat berwarna putih, pelayan itu juga mengenakan celemek putih dengan Namanya terpampang di bagian dada.

"saya ingin pesan meja untuk 3 orang" jawab Husodo dengan senyum.

"baiklah, silahkan ikuti saya" ucap pelayan itu, ia lalu berjalan menuju ke deretan kursi yang ada di pojok dalam restoran.

"silahkan" ucap pelayan itu mempersilahkan kedua pelanggannya untuk duduk. Ia memberikan tempat dengan pemandangan yang indah. dua baris kursi yang di pisahkan oleh meja kayu itu menghadap ke kaca depan yang menghadap langsung ke lautan biru yang berkilauan seperti berlian.

"merci beaucoup" ucap Husodo mengapresiasi pelayanan yang di berikan. Pelayan itu lalu memberikan mereka buku menu dan meninggalkan mereka berdua sembari menunggu mereka memilih pesanan.

     Husodo dan Euis langsung melihat makanan yang terpampang di deretan menu, beragam jenis roti dengan berbagai macam isian menjadi yang pertama ada di daftar menu itu, yang paling mencolok tentu adalah croissant yang sangat khas dengan bentuk menggulungnya. Terdapat juga Baguette, roti panjang dan sedikit keras yang bisa dimakan dengan berbagai cara, tapi di restoran itu di tawarkan cara sederhana seperti dengan selai, kentang yang di tumbuk halus, dengan diberikan isian daging atau yang paling populer, dengan irisan daging salmon yang di masak setengah matang dan diberikan sayuran seperti sushi. Tapi mereka datang kesana bukan untuk memesan semua makanan itu, mereka datang untuk menikmati Crepes de revolution yang special.

"bienvenue, Madame" ucap pelayan itu menyambut pelayan lain yang datang. Husodo dan Euis menoleh dan melihat perempuan dengan rambut warna coklat pucat memasuki restoran, mereka langsung mengenali perempuan itu.

"Yulia!" sahut Husodo memanggil temannya, Yulia langsung berjalan menuju meja tempat temannya duduk.

"selamat datang kak Yuliana" Euis melambaikan tangan menyambut kedatangan kakak kelasnya.

     Yuliana berjalan menghampiri keduanya dan langsung duduk di sebelah Husodo. "Haaah, akhirnya sampai juga" ucap Yuliana setelah menaruh tas selempang yang dibawanya dan merebahkan tubuhnya ke sandaran empuk berwarna biru di kursi yang mereka duduki.

"terimakasih untuk kerja kerasnya" Husodo menghadiahkan senyumannya yang manis untuk temannya itu, Yuliana tidak menanggapinya sama sekali. Husodo mengipasi temannya yang kepanasan dan kelelahan dengan buku dari dalam tasnya, padahal restoran itu sudah di lengkapi dengan pendingin ruangan, tapi sepertinya itu belum cukup untuk mendinginkan tubuh Yuliana.

     Beberapa menit kemudian makanan dan minuman yang mereka pesan diantar oleh pelayan. 3 crepes yang berisikan selai coklat dan kacang, serta parutan keju dan chocochips di sajikan diatas piring porselin kecil, 3 minuman berbeda juga di letakkan di meja berdekatan dengan hidangan utama. Husodo mengucapkan "merci beaucoup" dan pelayan membalas "Je t'en prie, bon appetite" sambil membungkuk dan tersenyum, lalu meninggalkan meja itu.

     Ketiganya menyantap makanan mereka dengan cara yang berbeda, Husodo memegang crepes itu dengan kedua tangannya saat memakannya, Yuliana menggunakan sendok dan garpu, sedangkan Euis memotong crepes menjadi bagian bagian kecil lalu memakannya dengan satu tangan. Crepes yang masih hangat membuat ketiganya cukup kesulitan untuk memakannya, beberapa kali mereka harus meniupnya agar crepes menjadi dingin dan dapat di makan dengan aman, campuran topping yang ada di dalam gulungan meleleh dan lumer di gigitan pertama, semua topping bercampur menjadi satu lelehan yang kaya rasa dan sensasi. Husodo tidak henti hentinya memberikan pujian atas rasa dari makanan itu, diantara ketiganya ialah yang terlihat paling menikmatinya.

"ngomong-ngomong, anggota kelas satu ada latihan kan hari ini?" tanya Yuliana.

"iya, 6 tank turun ke latihan hari ini, Ambarawa, Turangga, Bima, Jaladara, Konta dan Gandiwa" jawab Euis menjelaskan tank tank yang turun ke latihan lapangan hari itu.

"siapa saja komandan dari kedua grup?" tanya Yuliana. "Ndoro ayu, dan satu lagi Ajeng Putri" jawab Euis menjelaskan.

"heee, Ndoro Ayu menang kan?" tanya Yuliana. "enggak" jawab Euis singkat. "Ndoro di lumpuhkan sama Konta di detik detik terakhir" lanjut Euis menjelaskan detail dari akhir pertandingan itu.

"Konta!? Tank yang bahkan di pertandingan pertama dilumpuhkan begitu mudahnya!?" ucap Yuliana dengan keras, tidak mempercayai apa yang di dengarnya.

"kami juga kaget sih waktu nontonnya, kebetulan lagi hoki banget itu mereka" ucap Husodo menjelaskan.

"ara~ crepes ku sudah hampir habis" ucap Husodo melihat crepes yang ada di tangannya nya hanya tersisa sedikit di ujungnya.

"Kak Husodo kalau makan cepat sekali" Euis terheran. "sudah biasa dia begitu" ucap Yuliana datar, Yuliana sudah tidak kaget dengan kebiasaan makan cepat Husodo karena ia sudah sering makan bersamanya.

"pelayan, saya mau pesan makanan lain" Husodo mengangkat tangannya dan memanggil pelayan yang melayani mereka sebelumnya. "oui, madamme" jawab pelayan itu yang langsung mendatangi meja mereka. Husodo memesan pain au chocola dan meminta minumannya di tambahkan, pelayan itupun meneruskan pesanan Husodo ke kasir untuk di buat.

"Ndoro sepertinya kesulitan untuk memimpin teman teman sebayanya, mungkin Ndoro butuh waktu lebih lama untuk mengasah kemampuan itu" ucap Husodo memaklumi kesulitan yang di alami adik kelasnya itu.

"tapi kita tidak punya banyak waktu kan, setelah ujian tengah semester nanti kita akan adakan latihan besar antar Angkatan" ucap Yuliana mengkhawatirkan progress yang lambat.

"padahal dulu Ketika Kanjeng Susan diangkat menjadi wakilnya Kanjeng Kartika, dia sudah bisa langsung memimpin pertempuran dan menang, kenapa ya Ndoro sepertinya kesulitan untuk menyamai kemampuan kedua kakaknya?" ucap Euis bingung.

"ya tidak bisa di pukul rata begitu juga" ucap Husodo menyatakan ketidak setujuannya. "meski di besarkan di lingkungan yang sama dan menekuni bidang yang sama, tetap saja mereka orang yang berbeda, tidak mungkin 100% sama hasilnya" lanjut Husodo menjelaskan.

"iya sih, seperti sekarang aja kita melatih anak-anak kelas 1 dengan materi yg sama, praktik yang sama, tapi hasilnya akan berbeda beda pada setiap orang" sahut Yuliana memberikan pendapat yang sejalan dengan Husodo.

     Euis mengangguk dan meresapi apa yang kedua kakak kelasnya katakan. "mungkin Ndoro perlu suatu situasi khusus, situasi yang akan memaksanya mengeluarkan segenap kemampuannya" ucap Husodo sambil memandang lurus seperti sedang membayangkan sesuatu.

"oy oyy, kau ga akan lakukan hal ekstrim kayak yang kakak kelas dulu lakuin kan?" tanya Yuliana khawatir, ia teringat dengan bagaimana kerasnya cara kakak kelas mereka mendidik dan menempa mereka setiap kali mereka turun ke latihan lapangan.

"aku? Ahaha...tentu aja enggak, aku ga se-tega itu" Husodo menjawab dengan santai. "tapi mungkin ada satu orang di Angkatan kita yang bisa melakukannya" lanjut Husodo.

"huh…siapa?" tanya Yuliana penasaran.

"lihat saja nanti" Husodo tersenyum misterius. Yuliana dan Euis dibuat penasaran dengan jawaban Husodo yang menggantung.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C42
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập