[Kediaman Erlangga' Family]
Tidak terasa sudah tiga puluh hari berlalu semenjak salah satu dari 'Trio serangkai Erlangga' meninggalkan kediaman tersebut, menyisakan sepasang adiknya di bintang biru.
Banyak hal terjadi dalam kurun waktu tiga bulan tersebut, dan hal yang paling sering terjadi ialah kemunculan dari sosok-sosok tak kasat mata.
Sosok tak kasat mata tersebut tak lain merupakan rombongan hantu berjumlah mendekati 3.000, tidak ada yang tahu pasti kenapa mereka sering menampakkan diri di area kediaman Erlangga tersebut.
Tapi satu hal yang pasti kedua adik Leo yakni Seto serta Ella justru sangat menyambut kedatangan (Kemunculan) dari makhluk-makhluk tak kasat mata tersebut dengan ramah sekali, sungguh hal yang aneh.
Bisa dikatakan sosok Leo tampaknya telah menjadi tongkat spiritual tersendiri untuk kedua sosok adiknya, bahkan ketika menghadapi makhluk-makhluk tak kasat sekali-pun hal pertama yang mereka ingat di dalam hati ialah keberadaan dari Kakak sulung mereka.
Tentu saja hal ini sama sekali tidak patut untuk di tiru semuanya, karena sehebat-hebatnya manusia. Mereka tidak akan pernah bisa menyaingi kehebatan dari sosok Maha Kuasa yakni Tuhan.
Tapi ya namanya trio serangkai, mereka tumbuh besar tanpa asuhan dari kedua orang tuanya dan tumbuh dalam naungan sang kakak sulung. Ini jelas merupakan dampak yang sangat buruk sekali, dan hal tersebut terjadi karena kurangnya komunikasi serta kasih sayang dari sosok orang tua mereka.
.
.
.
.
[Ella POV]
'Tidak terasa sudah tiga puluh hari semenjak kak Leo memasuki pulau jiwa dan meninggalkan diriku serta kak Seto di bintang biru ini, bisa dikatakan tiga puluh hari ini merupakan hari-hari yang paling tidak aku sukai sepanjang hidupku' Ucapku yang saat ini tengah duduk di sebuah balkon kamar kakak sulung tersebut, dengan niatan untuk menikmati fenomena mentari yang terbenam (Sunset)....
"Selamat sore nak Ella, kenapa melamun di tempat begini?? Memangnya tidak takut nanti malah di tempati sama yang iseng lagi" Sebuah seruan yang tentunya tidak asing buat pendengaran ku terdengar dengan nada ramah, mengalihkan perhatianku dari fenomena sunset yang indah tersebut.
Aku hanya bisa terdiam menahan nafas menyaksikan kemunculan sesosok makhluk dengan penampilan layaknya sebuah dodol tahun baru, perbedaan yang signifikan ialah sosok makhluk tersebut dibungkus oleh kain kafan bukan daun pisang ataupun sejenisnya.
Ya apalagi jika bukan sosok pocong, salah satu dari sosok hantu yang paling melegenda di penjuru Nusantara ini.
Akupun menyuguhkan sebuah senyuman manis kepada sosok tersebut ya meskipun aku merasa agak takut juga sih dengan wujudnya "Mungkin sudah tidak takut lagi kek Rio, lagipula ada keberadaan sosok Eyang yang senantiasa menjaga keselamatan kami berdua kok" Aku berkata dengan nada yang penuh keyakinan terhadap sosok Eyang itu.
Meskipun aku sama sekali belum pernah bertemu dengan sosok tersebut tapi aku masih mengingat dengan jelas perkataan dari kak Leo sebelum ia terkirim ke pulau jiwa tersebut, 'Jika kalian menghadapi masalah temui saja Eyang, kalian hanya perlu memanggil namanya sekencang mungkin di kamar kakak... Ia pasti akan membantu kalian'
Kira-kira seperti itulah pesan yang ditinggalkan oleh kak Leo kepada kami berdua, kedua adik yang selama sepanjang hidupnya tidak pernah lepas dari pengawasan sang kakak sulung.
.
.
.
"Hehh, yang benar saja?? Setahu kakek, sosok Eyang ini agak susah untuk di ajak berkomunikasi lhooo bahkan Leo saja cukup jarang bertemu dengannya??" Ucap kakek Rio dengan sebuah senyuman bertengger di wajahnya yang penuh akan belatung serta berbagai macam luka tersebut, jujur hal ini lah yang membuatku sedikit enggan untuk bertatap muka langsung dengannya.
Mengingat sosok bernama kakek Rio ini pada dasarnya merupakan perwujudan dari sosok manusia yang meninggal tidak terlalu lama, bisa dikatakan ia masih belum menguasai kemampuan untuk mengubah wajahnya.
Kalian bayangkan saja sendiri, berbicara dengan sosok seperti itu?? Ya meskipun aku tahu kalau ia merupakan salah satu dari sosok yang berteman baik dengan kak Leo, tetap saja penampilannya itu membuatku sangat enggan!!!!
"Rio, jika kau ingin berkomunikasi dengan nak Ella setidaknya atur dulu penampilanmu itu"Sebuah seruan yang juga tak kalah asing untuk pendengaran ku ikutan terdengar, seruan tersebut berasal dari sosok wanita dengan pakaian khas seorang bangsawan Eropa.
Mungkin kalian semua dapat dengan mudah mengenali sosok tersebut hanya bermodalkan pakaiannya saja, "Terima kasih kak Rose" Ucapku sembari tersenyum ramah kepada dirinya, aku memanggilnya dengan sebutan kakak tapi bukan berarti ia jauh lebih muda dibandingkan kakek Rio.
Justru fakta yang mencengangkan ialah sosok baru bernama kak Rose merupakan salah satu hantu yang dapat bersaing dengan sosok Zing'er, teman masa kecil kak Leo tersebut hanya berdasarkan usia saja.
Bisa dikatakan kedua sosok ini memiliki umur yang hampir setara, mungkin sekitar beberapa ratus atau justru mendekati seribu tahun??
Apapun itu aku sama sekali tidak berani memastikannya lagipula untuk perempuan entah ia merupakan hantu ataupun manusia, umur merupakan hal paling sensitif untuk di tanyakan bukan?? Ini juga salah satu alasan kenapa sosok bernama Rose tersebut juga meminta kami memanggilnya dengan sebutan kakak dan bukan nenek, okay?!!
"Aiyaa bukan begitu nona Rose, bukannya aku berkeinginan untuk menakuti nak Ella tapi aku benar-benar kehabisan energy untuk mengubah wajahku ini" Timpal kakek Rio yang saat ini benar-benar terlihat seperti seorang cucu yang tengah menyanjung sosok penatua
Tak akhyal gelak tawa-pun terlepas dari mulutku tersebut mengundang perhatian kedua sosok ini "Maaf-maaf kek Rio dan kak Rose, aku hanya teringat sedikit hal lucu saja tadi" Aku berkata dengan lancar, lagipula mustahil aku mengatakan alasan kenapa aku justru tertawa bukan??
Bisa-bisa sosok bernama kakek Rio ini malah terus menghantui diriku sepanjang hidup, membayangkan saja sudah membuatku merinding apalagi jika benar-benar terjadi bahkan perbincangan singkat antara diriku dan sosok kakek Rio saja sudah membuatku cukup enggan untuk melihatnya.
"Pelayan tolong sajikan teh herbal untuk kami bertiga" Kakak Rose berkata dan tak butuh lama untuk sesosok pria dengan penampilan rupawan muncul dari udara kosong, ya udara kosong itulah dia!!!
Sosok pelayan ini juga merupakan sosok hantu juga, lebih tepatnya sosok yang melayani kakak Rose dalam kehidupan sehari-harinya seperti acara minum teh ataupun pijat relaksasi!!!
"Terima kasih tuan pelayan" Ucapku dengan nada sopan yang hanya di balas anggukan kepala saja, sungguh berbanding terbalik dengan kepribadian dari tuannya yang sangat hangat serta ramah.
Pelayan ini justru bersifat sangat dingin serta acuh tak acuh, tapi aku dapat yakin dengan sifat serta penampilannya ia merupakan sosok 'Lady Killer' kesukaan tante-tante girang kelebihan harta kekayaan.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!