Setelah puas memainkan beberapa wahana yang ada di sana, mereka kembali berkumpul di pintu masuk dan segera pergi ke tempat wisata lain yang terdekat dari tempat sebelumnya. Mereka cukup bersenang-senang di sekitaran Landmark Tower. Selain bersenang-senang, mereka juga membeli beberapa camilan dan makan siang di dua tempat yang berbeda. Setelah puas, mereka kembali mengunjungi tempat lainnya yang belum pernah mereka pijak.
Sore pun datang tanpa terasa, langit yang sudah nampak jingga membuat mereka memutuskan untuk kembali ke Landmark Tower. Mereka akan beristirahat di sana. Tidak banyak kegiatan yang mereka lakukan selain bersantai, makan malam di restoran yang telah disediakan, dan segera bergegas tidur ketika jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tubuh mereka lelah setelah satu hari ini menikmati Yokohama yang memiliki banyak tempat wisata. Tentu tidur hingga pulas akan membuat tenaga mereka kembali terisi.
Di tengah malam, tiba-tiba saja Kei terbangun karena ingin berkemih. Dia segera pergi ke kamar mandi. Setelah selesai melakukan kegiatannya, ia kembali tidur di samping Kaori. Mereka berdua memang tidur berdampingan bersama Misaki. Sedangkan Haru dan Seika tidur di kasur yang berdampingan dengan kasur mereka.
Kei tersenyum melihat wajah polos Kaori yang saat ini masih memejamkan mata. Ini adalah kali pertamanya melihat wajah Kaori yang sedang tidur. Matanya teralihkan kepada bibir merah muda milik Kaori yang sedikit terbuka. Nampak sekali jika anak perempuan itu tengah tertidur dengan begitu pulas.
Masih ingat di benak Kei saat Kaori menyentuh bibirnya di kamar mandi beberapa waktu yang lalu. Kini ia ingin merasakan hal seperti itu lagi. Keadaan kamar yang gelap membuat dia berani untuk melakukan apa yang sedang dia pikirkan. Dia mendekati wajah Kaori, lalu perlahan mencium bibirnya.
Kei sudah tahu cara berciuman, dia sering sekali menonton anime atau kartun Jepang yang menunjukkan adegan ciuman bersama pasangan. Dia melakukan hal itu dengan Kaori sekarang. Lidahnya dijulurkan, berusaha memasuki mulut Kaori yang sedikit terbuka tadi. Sesekali dia menghisap bibir anak perempuan itu, tentu saja apa yang dilakukannya membuat Kaori terbangun dalam keterkejutan. Bahkan Kaori memundurkan kepalanya hingga tak sengaja terantuk kepada Misaki yang tidur di belakang. Namun adik kecilnya itu masih tertidur pulas, seperti tak merasa jika kepala mereka saling beradu.
"Apa-apaan kau?" tanya Kaori dengan suara pelan sembari menatap ke arah Kei yang masih berbaring di sebelahnya sembari menghadap ke arah Kaori.
"Aku ingin berciuman denganmu lagi, Kaori. Aku sangat merindukannya," bisik Kei dengan begitu jujur. Kaori tak menduga jika Kei akan berkata demikian. Dulu ia berpikir jika ciuman mereka hanyalah sebuah persyaratan agar Kei mau memaafkan kesalahan kecil yang telah diperbuat Kaori, namun rupanya ciuman itu malah membuat Kei ketagihan dan teringat selalu. Hal yang sama dirasakan oleh Kaori, namun ia masih berusaha untuk tak terlalu memikirkannya.
"Aku tidak mau. Di sini ada orang tuamu dan Misaki, akan sangat bahaya jika mereka tahu," tolak Kaori yang takut ketahuan oleh ketiga orang yang disebutkannya.
"Jangan membuat suara apapun, lagi pula sekarang gelap, mereka tidak akan melihatnya," kata Kei yang masih berusaha meyakinkan Kaori untuk berciuman dengannya. Kaori tetap menolak, dia masih tidak mau menuruti apa yang Kei inginkan. Kei kembali berusaha dengan mengancam hal yang sama seperti apa yang telah ia katakan beberapa hari yang lalu. Kaori sudah menduga jika ancaman itu akan kembali Kei katakan. Namun kali ini Kaori memberanikan diri untuk balik mengancam. Ia akan memberitahu Haru dan Seika jika Kei mengajaknya berciuman bibir. Kei terdiam mendengar ucapan Kaori, sedangkan Kaori membalikkan badan membelakangi Kei. Kaori merasa menang atas ucapannya tadi dan dia berpikir jika ucapannya mampu membuat Kei terdiam hingga tak memintanya untuk berciuman lagi.
Kei terpaksa menahan keinginannya untuk mencium bibir Kaori, dia tidak mau Kaori mengadukan apa yang telah dia lakukan terhadap Kaori. Ia pun membalikkan badan dan berusaha terlelap walau dalam keadaan kesal.
***
Ketika pagi datang, Haru dan Seika sudah lebih dulu terbangun daripada anak-anak. Mereka berdua hanya sedang bersantai di dekat jendela sembari menatap ke arah pemandangan kota yang nampak indah dari atas. Tidak lama setelah mereka bangun, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar yang diketuk. Segeralah Haru membukanya untuk melihat siapa orang dibalik pintu tersebut. Ternyata Kisamu dan seorang perempuanlah yang mengetuk pintu, ia membawa sarapan khusus untuk Haru dan keluarganya. Sarapan tersebut merupakan persembahan dari penyelenggara game online yang Kei ikuti. Tentu saja dengan senang hati, Haru menerima sarapan yang dibawakan Kisamu dan perempuan di sebelahnya.
Setelah menaruh empat nampan berisikan sarapan di atas meja, Kisamu dan perempuan itu meminta izin untuk pergi. Haru mempersilakan dan mengantar mereka hingga ke pintu, sedangkan Seika membangunkan ketiga anak-anaknya untuk segera sarapan. Kaori dan Misaki segera bangun untuk memakan sarapan yang ada di atas meja, namun Kei menolak dan meminta waktu beberapa menit untuk melanjutkan tidurnya. Semalam dia tidak bisa tidur akibat penolakan yang Kaori lakukan, hingga ia memutuskan untuk menghafalkan apa saja yang akan ia katakan untuk acara hari ini. Tidurnya sedikit lebih larut, tentu ketika dibangunkan di pagi hari, ia masih mengantuk. Seika memberikan waktu hingga 10 menit untuk Kei dapat menikmati tidur paginya. Ia pun ikut bergabung bersama Haru, Kaori dan Misaki yang akan memakan sarapan bersama.
Sepuluh menit berlalu, Kei terbangun dan segera memakan sarapan, sementara keluarganya yang lain sudah mulai berganti pakaian dan merapikan diri dengan pakaian yang bagus. Hari ini adalah hari penyambutan sekaligus penghargaan untuk para pemenang game online yang Kei ikuti beberapa waktu yang lalu. Kei mempercepat memakan sarapannya, lalu setelah itu segera membersihkan wajah dan berganti pakaian.
Kei memakai setelan jas berwarna hitam dengan kemeja putih yang Haru belikan dua hari lalu. Ukurannya sangat pas di tubuh, membuat ketampanan Kei bertambah. Kaori yang melihat hal itu ikut tersenyum bangga.
Semuanya sudah siap untuk pergi ke pertemuan yang diadakan di aula Landmark Tower. Kisamu datang untuk menjemput mereka dan membawa mereka semua ke tempat pertemuan yang berada di lantai lima. Setelah tiba di sana, Kisamu mempersilakan Kei dan keluarganya duduk di sebuah kursi yang melingkari meja bundar. Cukup banyak orang Jepang yang hadir untuk mengisi acara pagi ini. Di beberapa meja, terlihat juga anak-anak muda seumuran Kei. Sama sepertinya, mereka memakai setelan yang begitu rapi. Tentu mereka juga ditemani orang tua masing-masing.
***
Bersambung...
[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]
Please, jangan lupa collect & comment. Karena collect & comment anda semua berarti untuk saya.