"Iya, Jen. Ini aku. Jangan banyak bicara dulu ya. Kamu harus banyak istirahat." Wili berbicara dengan lembut membuat Jeni aneh mendengarnya.
Jeni menatap Wili dengan tatapan nanar. Tentu sikap Wili yang berubah drastis membuatnya bertanya-tanya.
Jeni tak melanjutkan pertanyaannya. Ia termenung memikirkan suasana di kamar yang berada di rumah sakir. Jeni masih merasa aneh dengan keberadaannya yang tiba-tiba ada di rumah sakit. Lalu, ia terus berusaha mengingat hal sebelumnya.
Siang kemarin setelah pertengkarannya dengan Wili yang cukup menyayat perasaan Jeni. Dia terpuruk di dalam kamar. Merasa frustasi sendirian dan tak memiliki kekuatan lagi. Ingin bersandar tapi tak tahu pada siapa karena suaminya sendiri pun malah pemeran utama yang menyakiti perasaannya. Ingin mengadu namun juga tak tahu pada siapa, yang terdekat yang mengetahui kisahnya hanyalah Mery pembantu di rumah Wili.