"Jangan pernah berpikir kalau saya akan sudi tidur dengan kamu malam ini! Sebelum kamu mensucikan tubuh kamu yang kotor dengan ratusan mata air yang di bumi ini!" cibir Wili seraya membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan berselimut tebal.
Jeni begitu tersentak mendengarnya. Tega sekali Wili berbicara seperti itu kepada Jeni. Bisa-bisanya Wili menutup mata dan tak perduli dengan ucapannya yang sungguh tajam bak pisau belati yang menusuk jantung Jeni dan menghancurkan isinya.
Dengan dadanya yang masih terasa bergetar lemas setelah mendengar ucapan Wili, Jeni tampak terduduk di atas kasur lantai yang telah dilemparkan oleh Wili kepadanya.
Bulir bening itu kembali luruh di pipi Jeni dengan rasa yang lebih menyakitkan dari sebelumnya.
Terlihat telapak tangan kanan Jeni menyentuh dadanya yang kembang kempis tak terkendali. Ia seakan tidak terima dengan ucapan Wili malam ini. Terlalu sakit untuk didengar, tapi kata-kata kotor itu terlanjur didengarnya.