Seleksi mandiri Universitas Ibukota Di hanya memiliki sepuluh kuota, tetapi ada ribuan orang yang mendaftar di internet.
Bahkan, ada orang-orang yang menggunakan koneksi kenalan atau rekomendasi dari guru untuk memenuhi persyaratannya.
Masih ada setengah jam sebelum ujiannya dimulai. Saat ini, robot di lokasi ujian sedang memverifikasi informasi identitas peserta ujian.
Begitu Zi Yi berjalan memasuki ruangan, semua orang refleks menatapnya.
"Gadis yang cantik. Tidak tahu bagaimana caranya dia bisa berhasil daftar?"
"Lihatlah pakaian yang dikenakannya. Pasti dia menggunakan koneksi orang dalam."
"Benar juga. Aku tidak percaya bahwa gadis secantik ini direkomendasikan oleh sekolah atau guru."
Saat melihat wajah cantik Zi Yi, banyak orang di sana yang merasa iri. Karena itu mereka percaya jika Zi Yi berhasil masuk menggunakan koneksi orang dalam. Mereka pun tidak mau mengakui kemampuan Zi Yi.
Zi Yi sama sekali tidak peduli dengan omongan orang tentang dirinya.
Tiba-tiba terdengar suara seorang gadis di belakangnya.
"Kawan."
Zi Yi menatapnya sekilas. Gadis itu memakai kacamata dan memiliki poni rambut yang tebal. Dia tampak seperti tipe gadis kutu buku. Namun, sepasang matanya menyiratkan kelicikan.
"Ada apa?" Zi Yi menatap gadis itu dengan dingin.
Gadis itu tidak senang dengan responnya. Dia mendorong-dorong kacamatanya dan berpikir di dalam hati: Wajahnya begitu cantik. Sangat jelas dia datang ujian karena menggunakan koneksi kenalan. Untuk apa berpura-pura memiliki akhlak yang murni dan mulia.
"Kamu ujian dari tempat mana?"
Zi Yi mengernyitkan alisnya, "Apa hubungannya ini denganmu?"
Ekspresi wajah gadis itu berubah seakan ingin berbicara lagi.
Namun, Zi Yi tidak menghiraukannya lagi.
Gadis itu menatap Zi Yi sambil memikirkan rencana busuknya, 'Atas dasar apa orang yang berasal dari keluarga terpandang bisa merebut kuota dari kami yang belajar dengan giat dan susah payah? Wajahnya begitu cantik. Mungkin dia dibesarkan oleh orang yang kaya.'
Di bawah tatapan iri dari orang-orang, Zi Yi memverifikasi identitasnya lalu berjalan menuju lokasi ujian setelah mendapatkan kartu ujian.
Tidak disangka gadis yang barusan berdiri di belakangnya itu duduk di belakangnya.
Gadis itu melihat Zi Yi yang duduk di depannya sambil berpikir dengan iri, 'Aku harus memeriksa nilaimu setelah hasil ujiannya keluar. Orang yang dibesarkan oleh Bos kaya memiliki kemampuan apa untuk bisa belajar di Universitas Ibukota Di!'
Tiba-tiba, gadis itu berkata kepada Zi Yi dengan sedikit rasa sombong, "Kawan, semangat untuk ujiannya. Aku sangat berharap kita bisa menjadi teman satu universitas."
Kata-kata ini membuat peserta ujian lainnya menatap Zi Yi dengan tatapan seolah ingin menonton kesenangan.
Zi Yi malas menghiraukan gadis di belakangnya. Untuk orang lemah yang hanya bisa berteriak saja, dia bahkan terlalu malas untuk mengurusinya.
Pukul setengah sembilan, ujiannya resmi dimulai.
Guru pengawas berjalan masuk ke dalam dan memberitahu kepada semua orang tentang tata tertib di ruang ujian dengan wajah serius. Terakhir, dia berkata, "Di ujian seleksi mandiri, selain ujian mata kuliah wajib, masih ada soal yang secara khusus dibuat oleh Universitas Ibukota Di. Ujiannya sangat ketat. Terdiri dari ujian enam mata kuliah dalam waktu dua hari, yaitu dua pelajaran di pagi hari dan satu pelajaran di siang hari. Para murid, tolong melakukan persiapan mental dengan baik. Jika ditemukan sedikit tanda-tanda kecurangan di tengah ujian, kami akan langsung mendiskualifikasi orang itu dari ujian."
Begitu kertas ujiannya dibagikan, banyak orang merasa ketakutan.
"Ya Tuhan, sulit sekali!"
"Delapan dari sepuluh pertanyaan ini berada di luar kemampuanku!"
"Kamu, tolong jangan berbicara! Kalau tidak, silahkan keluar."
Begitu guru pengawas memberi peringatan, orang-orang itu langsung terdiam.
Semua orang mulai menjawab pertanyaan dengan serius, tidak ada yang berani berbicara lagi.
Setengah jam kemudian, Zi Yi selesai mengerjakan soalnya lalu mengemasi kotak pensilnya kemudian berdiri dari kursinya.
Semua orang menatapnya dengan tatapan aneh.
"Waktu ujian baru berlalu setengah jam. Selama kamu berdiri, maka kamu dianggap sudah mengumpulkan jawabanmu." Guru pengawas merasa heran. Peserta ujian yang tidak begitu serius mengikuti ujian, tetapi masih tetap datang mengikuti ujian, ini namanya tidak menghargai kesempatan.
Zi Yi mengangguk-anggukkan kepalanya, "Aku sudah selesai mengerjakannya."
Setelah mengatakan ini, dia segera pergi.
Guru pengawas berjalan ke meja ujiannya dan mengambil kertas jawabannya lalu duduk di samping podium sambil melihat jawabannya sekilas dengan asal. Begitu melihatnya, dia langsung terkejut.