Jack masih mengendap-ngendap naik menuju atap agar tidak terkena jebakan ataupun serangan dadakan yang di tujukan padanya, ia berada di lantai tujuh dan masih tersisa tiga lantai lagi untuk tiba di atap.
Ia mendengar suara langkah kaki dari beberapa orang pada saat yang bersamaan, mereka adalah Christ, Sam, dan yang lainnya setelah mendengar ucapan dari Ivana.
"Where's your team mate? (Dimana anggota timmu?)" tanya Jack kepada Christ.
"On MMV, (Ada di MMV,)" sahutnya. "I'm joining hand with him now, (Aku sekarang bergabung dengannya,)" tunjuk Christ pada Sam yang berada di sebelahnya.
"Want to join us, buddy? (Ingin bergabung dengan kita, kawan?)" ucap Sam dengan nada mengejek pada Jack.
"But don't touch her, my team mate. (Tapi jangan sentuh dia, rekan satu timku.)"
Pertikaian yang terjadi sebelumnya diantara mereka kini tak lagi terlihat karena masing-masing dari setiap tim telah kehilangan satu anggotanya, mereka tergabung menjadi enam anggota dalam satu tim yang sama.
Mereka bertiga berunding untuk menyusun rencana agar tak lagi kehilangan rekan pada perburuan tersebut, dan terus berjalan naik menuju atap.
Sementara Jane yang sedang bersembunyi mendengar suara langkah kaki dalam ruangan tersebut.
Deg… deg… deg. Bunyi detak jantungan berdebar dengan cepat.
Glek. Jane menelan ludahnya.
Langkah kaki tersebut semakin nyaring dan mendekat, Jane sudah bersiap dengan pistolnya namun ketika ia mengintipnya dari celah, ternyata itu adalah John yang berjalan ke arahnya.
"Get out, lets move. (Keluar, mari bergerak.)"
Jane keluar dari persembunyiannya dan berjalan mengikutinya dari belakang, mereka menuruni anak tangga dan tiba di lantai satu.
Namun saat masih di tangga, John melihat anak buah dari Sam sedang berjaga di depan pintu.
Karena hal tersebut, mereka berdua kembali naik menuju lantai dua seraya menyuruh Jane untuk menunggu sebentar disitu, ia kembali keluar melewati jendela dan melompat dari atas menuju bawah.
Pria yang sedang berjaga tersebut terkejut dengan kehadiran darinya yang secara tiba-tiba, ia tak sempat merespon ataupun melaporkan kejadian tersebut kepada mereka yang sedang bergerak menuju atap.
John menjerat leher pria tersebut menggunakan perban yang sebelumnya dipakai untuk menutupi lukanya, perban tersebut tidak putus karena jika kain dibasahi maka akan semakin kuat.
Pria tersebut meronta-ronta sebelum akhirnya jatuh ke lantai tak sadarkan diri, dan John kembali menaiki anak tangga untuk menemui Jane.
"Move. (Bergerak.)"
Jane berjalan dibelakangnya sambil tetap memegang pistol yang telah diberikan padanya, sebelum mereka meninggalkan bangunan tersebut, John kembali melucuti persenjataan dari pria yang tadi dilumpuhkannya.
Ivana yang berdiri di seberang jalan tak berbicara apa-apa dan hanya mengamatinya karena ia merasa telah berhutang nyawa lantaran John melepaskannya dan tak membunuhnya.
"Why don't you kill him? (Kenapa kau tidak membunuhnya?)" tanya Jane padanya.
"… …."
John mengabaikan pertanyaan darinya dan tetap berjalan.
Di lain tempat, Jack dan yang lainnya sudah berada di depan pintu menuju atap, namun mereka tak ada yang berani membukanya karena sadar jika John mungkin saja menempatkan jebakan pada pintu tersebut.
Mereka mengikatkan tali pada gagang pintu dan menimpa tali tersebut menggunakan beberapa barang yang mereka temukan di sekitar seraya berjalan mundur menjauh beberapa meter dari pintu tersebut, secara serempak mereka menarik tali tersebut dan tidak terjadi apa-apa.
Salah satu diantara mereka berjalan menghampiri pintu tersebut, dan beberapa detik kemudian sebuah ledakan mengancurkan pintu tersebut hingga serpihan-serpihan kecil yang berterbangan melukainya.
"Argh… help me…, (Akh… tolong aku…,)" teriaknya dengan wajah yang terkena serpihan pintu.
Pria tersebut memegangi wajahnya sambil mengerang kesakitan, dan beberapa diantara mereka menariknya menjauh karena takut akan adanya ledakan susulan.
Benar saja, ledakan berikutnya terdengar dari atap tersebut dan membuat mereka kembali turun satu lantai dan berkumpul di sebuah ruangan dengan korban luka yang harus segera diobati.
"Lets retreat for now, even if we approach him, we didn't have a chance to fight since he's there ready to shot while us coming out from that fucking door, (Mari kita mundur untuk sekarang, bahkan jika kita menghadapinya, kita tidak memiliki kesempatan sejak dia sudah bersiap-siap menembak kita ketika kita keluar dari pintu itu,)" tukas Christ menyarankan untuk mundur terlebih dahulu dan mengatur ulang rencana.
Mereka menuruni anak tangga dan berjalan kembali menuju lantai satu untuk memanggil tim medis karena ada korban luka yang harus segera diobati.
Ketika mereka tiba, rekan mereka yang seharusnya sedang berjaga di depan pintu kini terkulai tak berdaya di lantai dengan mulut tersumpal dan tangan serta kaki yang terikat.
Jack melihat Ivana yang berdiri di seberang jalan dengan rekannya terbaring berada di sampingnya, Jack menghampirinya dan memanggil tim medis untuk mengangkut kedua korban luka tersebut menuju MMV yang terparkir satu kilometer dari mereka.
"I don't understand why did he still sticking to that fucking principle? (Aku masih tidak mengerti kenapa dia masih berpegang teguh pada prinsip itu?)" tanya Christ pada Jack.
"What principle? (Prinsip apa?)"
"To not kill. (Untuk tidak membunuh.)"
"Then what was happening ten years ago? Did he kill them accidentally? (Lalu apa yang terjadi sepuluh tahun lalu? Apakah dia membunuh mereka secara tidak sengaja?)" tanya Jack padanya. "Tell it to yourself, how he murdered fifty people in that jungle. (Beritahu dirimu sendiri, bagaimana ia membantai mereka di hutan itu.)"
"… …."
Christ terdiam karena ia tidak bisa menjawabnya, kejadian sepuluh tahun lalu adalah insiden yang sangat mengerikan, dimana satu orang berhasil mengabisi lima puluh dari tujuh puluh hunter yang tersisa pada hari terakhir permainan itu dilangsungkan.
Pada saat itu, John yang sudah terpojok berlari bersama dengan target yang dilindunginya menuju hutan.
Disana ia menyiapkan berbagai perangkap untuk melumpuhkan mereka, namun mereka berhasil menyudutkannya dan target tersebut tidak mau mengikuti perintahnya hingga target tersebut berhasil ditangkap untuk dibawa menuju pangkalan utama.
Hal tersebutlah yang memicu John melakukan konfrontasi secara langsung hingga menewaskan banyak korban jiwa.
Kobaran api yang membakar hutan dan tubuh para hunter yang bergeletakan di tanah adalah pemandangan yang mereka dapati pada saat itu, kejadian tersebutlah yang membuat mereka menyimpan dendam pada John.
Ketika kejadian tersebut, Sam berada di sisi lain hutan mencoba mengepung John dari arah yang berbeda, itulah mengapa ia tidak kehilangan anggota timnya.
Hari berganti dan tim yang di ketuai oleh Christ, Jack, dan Sam kini telah digantikan gilirannya oleh tim dari negara lain, karena setiap harinya selama satu bulan penuh mereka akan bergantian untuk mengejar target hingga mereka memiliki kesempatan yang sama dan adil.
John sedang berdiri dan mengamati jam tangannya, jam tersebut menujukkan pukul satu malam. "It's time for them to change teams, (Sudah waktunya bagi mereka untuk berganti tim,)" ucapnya sembari berjalan menuju padang rumput yang di penuhi oleh ilalang yang tinggi dan lebat.
Mereka berdua menerobos ilalang tersebut dan berjalan terus ke depan hingga mendapati sebuah gubuk usang yang tidak terawat. "Can we rest for a while? My feets feel so numb and its hurt all over, (Bisakah kita berhenti sejenak? Kakiku mulai sedikit mati rada dan sakit,)" tukas Jane mengeluh padanya karena mereka seharian berjalan menghindari kejaran dari pada hunter.
John hanya mengangguk.
"Akhirnya," tukas Jane terduduk di tanah.