Setelah yakin sahabatnya tidak akan diapa-apakan, barulah Gia bersedia diajak berbicara. "Apa? Apa yang mo kamu omongin?"
"Kenapa akhir-akhir ini kamu gak respon pesan ataupun telepon dariku?" Ren tidak ingin berlama-lama berdebat dan langsung ke akar persoalan yang membuat kepalanya pening sejak kemarin.
"Loh, saya sedang tidak ingin mengganggu orang yang sedang sibuk." Gia mendadak saja menggunakan kata 'saya' untuk menandakan dia emosi.
Ren paham makna pemilihan kata Gia, karena dia sendiri juga demikian apabila sedang menahan marah, meski itu hanya dalam kondisi tertentu saja. "Aku? Sibuk? Kalau aku sibuk, tentu aku tidak akan berulang kali menelepon atau mengirim pesan ke kamu, Gee."
"Ohh ya? Wah, aku terkejut!" sahut Gia dengan nada ejekan disertai wajah dibuat-buat seolah benar terkejut.
"Gee … apakah kau …." Kening Ren berkerut sembari matanya memicing curiga. "… kau cemburu pada Lyn? Kau cemburu, iya kan?"