"Mau minum gak?" tanya Arkan menggunakan nada bicara yang begitu datar.
"Ambilin," jawab Retta yang setengah bercampur dengan menyuruh Arkan.
Mendengar jawaban yang seperti itu keluar dari mulut Rettaa membuat Arkan semakin fokus memperhatikan Retta. Ekspresinya masih terlihat begitu datar, tapi ada sebuah hal yang sekarang tengah dia pikirkan dengan begitu serius.
"Gue nawarin, bukan nyuruh." Arkan menjawab menggunakan nada bicara yang kesal, bahkan ekspresinya begitu terlihat tidak suka.
Pada kenyataannya memang dia sudah berniat untuk mengambilkan air untuk Retta, hanya saja dia lebih memilih untuk menawarkan minum terlebih dahulu, sebelum secara langsung dia mengambilkannya.
"Hehe, mau." Retta memberikan sebuah jawaban dengan tawaannya yang begitu santai. "Pengen yang dingin ada gak?" tanya Retta setengah tertawa menanyakan hal tersebut.
"Mau rasa cokelat sekalian?" tanya Arkan dengan menggunakan nada bicara yang begitu enteng.