Riel kembali ke akhirat untuk melapor pada Raja Akhirat, tentang tugasnya ini. Langkahnya terlihat terburu-buru, wajahnya begitu masam dan kesal. Ia tidak menegur Mikael dan Rafael walau keduanya sudah sangat ramah pada Riel.
"Hei, kau lihat itu, Mikael? Kenapa Riel bersikap seperti itu pada kita? Acuh dan seolah tidak melihat kita di depannya?" tanya Rafael sedikit penasaran. Tidak seperti biasanya Riel memasang wajah cemberut di hadapan kedua sahabatnya itu.
"Akupun tidak tahu, mungkin ..." Mikael berpikir sejenak. Ia menerka-nerka, ada apa dengan Riel sebenarnya. "Ia gagal melaksanakan pekerjaannya!" ujarnya.
"Kalau gitu, kita cari tau. Bukankah kau juga penasaran?"
Mikael berdehem, iapun menyetujui ide dari Rafael. Mereka mengikuti kemana Riel pergi. Lalu Riel masuk ke ruangan kerajaan milik Raja Akhirat. Ruangan sakral yang tidak bisa di masukin siapa saja kecuali malaikat.