Bu Jenni di ruang pribadinya sudah menaruh keberadaanku untuk menjalin hubungan terbaik. Pemikiran yang tidak disangka, kalau dia bisa berubah hanya dengan melihat status orang lain. Luar biasa!
Yah, sudah tidak heran lagi jika mereka agak membedakan bawahan yang sangat rendah. Berbeda denganku, aku yang menjadi tokoh publik adalah pemenarik perhatian orang banyak. Jadi, aku pun menaruh curiga di atas penglihatannya kepada orang lain.
Akan tetapi, bukan urusanku untuk menyalahkan dirinya. Bu Jenni melangkah mendekati meja kerjanya, meraih gagang telepon, lalu menekan beberapa digit nomor, hingga menunggu dalam sesaat sampai panggilan masuk diterima.
"Tolong siapkan makanan sarapan siang sebanyak lima orang! Jangan lupa dengan makanan penutupnya juga. Kami akan turun sekitar setengah jam dua belas nanti."
Setelah kalimat itu, bu Jenni menaruh kembali gagang telepon ke atas penyanggah gagang. Tubuhnya berbalik sambil memperlihatkan garis kening yang santai.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.