Kami berhenti setelah tiba di pemuka jalan balkon. Dokter Sefana mencuci tangannya di sebuah wastafel yang sepertinya baru aku ketahui. Sepertinya, belum lama ini dia memasang sebuah wastafel di balkon ini.
Setelah mencuci tangan, dia langsung mengusapkan telapak tangannya di serbet yang menggelantung di samping tiang. Wastafel itu memiliki cermin dan dinding sederhana, hingga di sisi sudutnya memiliki sebuah tiang penyanggah kain lap.
Dia berbalik menatapku dengan ringan.
"Mari."
"Oh, ya."
Aku merendahkan posisi tundukan kepalaku agar terlihat lebih sopan. Tidak kalah menarik dari balkon ini adalah sejumlah bunga-bunga hampir layu. Tadinya, bunga itu tidak berhenti bermekaran. Tapi kali ini musimnya telah berlalu.
"Kok bunganya udah pada layu, Dok."
"Iya, mungkin belum waktunya mereka mekar lagi." Jawaban dokter hanya sebatas seulas senyuman tipis.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.