Nara berdandan sangat cantik di depan cermin. Ia mengenakan dress berwarna hitam dari atas sampai bawah untuk mengunjungi makam kekasihnya, Jimmy.
Nara tersenyum getir ketika memandangi dirinya sendiri yang amat sangat cantik dan juga elegan.
"Sayang sekali kau tak ada di sini, Jim gumam Nara pada bayangan dirinya di depan cermin. Seandainya kita bisa berkumpul lagi seperti dulu. Seandainya dulu … dan seandainya."
Suara ketukan pintu terdengar dari depan. Nara meyakini itu adalah Nathan. Ia buru-buru keluar dari kamar untuk menyambut kehadiran sahabatnya.
Pelayan Nara sudah membukakan pintu. Nathan memakai jas hitam lengkap dari atas sampai bawah. Ia tampak menyunggingkan senyum tipis pada Nara yang baru saja keluar dari kamar dan menghampirinya.
"Kau terlalu cantik untuk datang ke pemakaman, Nara," puji Nathan sembari memeluk Nara dan mengacu pipi kanan dan kirinya. Sapaan yang sangat biasa bagi Nathan kepada Nara.