[Maaf, chapter ini akan direvisi nanti]
"Apa?" balas Aletta acuh tak acuh. "Dia menyuruhmu pulang?" Aletta terkekeh masam. "Itu tandanya dia sudah bertanya pada si Dean-Dean itu. Piss off, huh!"
Auguste ingin menghabisi gadis kecil itu, tetapi lawannya adalah De Wijk dan Wijaya yang akan bersatu dengan anak-anak perusahaan lain di bawahnya. Dia tak bisa atau image perusahaannya akan anjlok.
"Sialan!" umpat Auguste pada akhirnya. Dia menggertak. "Kamu berani untuk seukuran gadis ingusan," sambungnya.
"Ya, ya, ya. Memang harus berani kalau berhadapan dengan orang yang sangat konsisten dalam kejahatan seperti mu," balas Aletta mengangkat bahu.
"Pantas saja kalian terus bersama. Ternyata, punya karakter yang sama juga. Sama-sama pembangkang!" tanggap Auguste melangkah maju untuk mengintimidasi Aletta.