***
"Setidaknya kamu harus tersenyum, Gea. Menekuk wajah di depan orang yang kamu kenal itu sangat tak bermartabat," ujar Auguste mencuri-curi pandang pada putrinya sembari mengemudikan mobil sendirian. Tumben, karena biasanya supir lah yang selalu mengemudikan mobil untuknya.
Gea hanya berdeham kecil. Tak berminat untuk menjadi orang bermartabat di depan orang yang tak pernah dia inginkan sebagai teman kencan.
"Bagaimana dengan kuliahmu?" tanya Auguste penasaran.
"Kamu cukup lihai untuk mencari keberadaan ku. Kenapa malah bertanya dengan hal yang jelas-jelas kamu biayai?" balas Gea sengit. Sejak ke luar dari apartemen, gadis itu sangat tak sudi melihat Auguste, apalagi menatapnya.