***
"Ale, pak Haris memanggilmu," ujar Sisi yang melongok dari pintu masuk.
"Pak Haris?" Aletta menghentikan pekerjaan pertamanya, menerjemahkan cerpen Indonesia yang rutin dikirimkan ke dalam bahasa Inggris sekaligus Perancis setiap tiga kali dalam seminggu. Dia mengerutkan alis. 'Untuk apa pak Haris memanggil?' batinnya bertanya-tanya.
"Di kantornya," sambung Sisi yang membuat Aletta semakin bingung. Tidak ada satupun urusannya yang berhubungan dengan CEO Sinar Juanda itu.
"Ah, ya ... tunggu sebentar. Aku save dokumennya dulu," balas Aletta yang menelan saliva gugup. "Perlu bawa laptop tidak, Mbak?" tanyanya pada Sisi.
"Tidak perlu. Bawa ponsel saja," jawab Sisi tersenyum simpul. "Ayo, cepat! Aku yang akan mengantarmu ke sana."
"Iya, iya," jawab Aletta yang beranjak dari kursi dan berjalan cepat ke arah Sisi dengan heels setinggi lima sentimeter warna cream miliknya. Dia menutup pintu itu sembari menoleh pada Sisi. "Kenapa sih, Mbak? Ada apa?"