***
Arkhano berdeham singkat, lalu menelan saliva berat sembari menatap gadisnya yang memasang ekspresi serius.
"Paham, Bu Ale," sahutnya yang membuat sudut bibir Aletta berkedut. Berusaha untuk tak tertawa.
"Lanjutkan. Aku memperhatikanmu," kata Aletta menumpu menumpu tangan pada pegangan sofa dan menemukan posisi ternyaman untuk mendengarkan cerita kekasihnya bersama dengan blonde bitch yang lebih suka pria muda itu.
"Setelah ajang entrepreneur tersebut, dia sering datang ke kantor dan membuat orang-orang salah paham, termasuk ayah. Mengira aku telah menjadi penghias kamarnya. Padahal ketika dia meminta temu denganku, kami sama sekali tak pernah bertemu. Berhasil melangkahkan kaki ke ruangan ku saja tidak. Kenneth selalu mengusirnya dengan baik-baik karena aku yang telah memerintahkannya untuk tak menerima Katherine Turin dan antek-anteknya. Dia menatapku seolah aku adalah mangsa yang sangat harus didapatkan."