"Kakek sekarat, usianya tidak akan lama lagi Jarvis." Crystal berteriak dalam hati dengan keras.
Crystal meremas pahanya dengan kuat sehingga menimbulkan bekas yang mengerikan di paha mulusnya itu, kuku Crystal yang cantik dan lentik membuat kulit mulus itu kini memiliki luka yang cukup tajam.
Panggilan Reagan yang cukup keras berhasil terdengar oleh Crystal yang saat ini mengunci bibirnya rapat-rapat, dari nada bicaranya yang begitu tinggi Crystal tahu jika lelaki itu sedang marah besar saat ini.
Jarvis terkekeh. "Kau dengar itu, Reagan baru saja memanggilku. Dia ingin aku segera bergabung dengannya."
"P-pergilah, kau tidak boleh menjadi tumbal atas pembicaraanku dengan Reagan sebelumnya," ucap Crystal terbata.
"Aku lebih baik menjadi tumbal dari amarah Reagan daripada harus melihat banyak orang yang menangis sedih karena kegagalan proyek ini," ujar Jarvis kembali.
"A-aku tidak akan mengatakan apapun pada kakek, aku tidak akan membongkar rahasia ini."