.
.
.
Shen Yiyi menikmati makan siang itu dengan perasaan cemas. Dia terlihat mengaduk-aduk makanan miliknya sementara pandangannya terus melayang ke arah pintu keluar yang hanya berjarak 5 meja darinya itu.
“Yiyi, apa kau tidak lapar?”
Di tengah-tengah kecemasan yang dialaminya, tiba-tiba suara dari pasangan makan siangnya mengejutkan Shen Yiyi. Han Suo, rupanya telah menaruh sendok dan garpunya dan saat ini tengah mengangkat segelas anggur merah untuk diteguknya.
Kedua mata Han Suo terlihat menelisik ke dalam dua bola mata Shen Yiyi. Dan Shen Yiyi dapat merasakannya.
“Tuan Han, makanan yang kau pesan sangat banyak. Aku sudah makan beberapa dan aku sudah sangat kenyang,” sahut Shen Yiyi mencoba untuk mengusir rasa tidak tenang yang sempat menghantuinya.
Han Suo lalu tersenyum setelah mendengar jawaban itu. Dengan lembut dia mengarahkan gelasnya sebagai tanda bahwa dia mengajak teman di depannya itu untuk bersulang.