"Orang-orang dari Raja Kalajengking?"
Ara mengangguk. Ia tetap mencengkram pergelangan tangan Tian meskipun Tian berulang kali meminta untuk melepaskan cengkraman tangan perempuan tersebut.
"Ara, hentikan dulu!"
Langkah kaki Ara seketika terhenti ketika suara Tian terdengar tegas ketika mengucapkan kata-kata itu padanya. Saat ini, mereka sudah sampai di pintu belakang gedung agensi milik Pak Ronald.
Ketika ingin membuka pintu tersebut, Ara terpaksa menghentikan gerakannya karena suara Tian terdengar sudah di atas suara biasanya saat bicara ketika mengucapkan kata untuk menghentikan langkah mereka.
Ia memalingkan wajahnya, dan menatap ke arah Tian dengan tatapan mata penuh tanda tanya.
"Kenapa? Apakah hanya memegang tanganmu ini, kau bisa marah padaku?" tanya Ara dengan wajah tidak merasa bersalah sama sekali sudah menyentuh suami orang.
"Aku sudah menikah, tolong hargai perempuan yang menjadi istriku, kita tidak perlu saling bersentuhan langsung meskipun kita teman, Ara."