Dia tidak berbicara, hanya mengambil pena dengan tangan kanannya, dan menulis sebuah baris di buku catatan.
Lili Pramudya dengan kaku menundukkan kepalanya dan melihat tulisan Deska Wibowo dengan kaget.
Dia tinggal di sekolah menengah begitu lama dan mendengar banyak hal tentang Deska Wibowo.
Misalnya, dia kidal, dan tulisan tangan kirinya tidak terlalu bagus ...
tapi sekarang ...
Dia melihat tulisan di kertas-tulisannya mantap dan posturnya penuh, dan disana tidak ada yang mirip dengan apa yang dia dengar dalam rumor.
Lili Pramudya tiba-tiba berdiri dari kursinya, seluruh tubuhnya seperti membatu.
Deska Wibowo menatapnya, lalu melemparkan pena ke atas meja, mendongak, dan tersenyum: "Maaf, saya bukan kidal."
Kalimat ini seperti guntur di otak Lili Pramudya. Ketika dia memandang Deska Wibowo, dia merasa matanya gelap, dan tubuhnya hampir pingsan!