Junaedi Cahyono tidak langsung berbicara dengan Deska Wibowo, tetapi menatapnya dengan gerakannya, dan sepertinya ada badai yang muncul di mata yang gelap dan tenang.
"Bagaimana kabarmu?" Junaedi Cahyono membuang muka setelah beberapa lama, masih memegang pena di tangannya, dan tersenyum.
Sepertinya tidak ada bedanya dengan masa lalu.
Deska Wibowo meletakkan tangannya di atas meja, mengangkat alisnya, dan kemudian kembali kepadanya dengan tenang, "Tidak apa-apa, daging juru masak ditangani dengan sangat baik."
Stefanus Cahyono dan Fendi Sanjaya, yang mengetuk pintu, mengangguk : "..."
Junaedi Cahyono mengangguk. Doni Cahyono sangat bijaksana dalam melakukan sesuatu.
"Bos," Fendi Sanjaya masuk dengan Stefanus Cahyono. Setelah dia berteriak, dia mulai melaporkan, "Aku membeli robot untuk Tuan Dedi Cahyono di rumah lelang, yang dia sebutkan sebelumnya."