Selepas dari menjual beberapa lukisan yang telah berhasil membawanya menuju rengkuhan uang untuk membayarkan biaya neneknya, Awan sangat beruntung kali ini semua hanya sebentar sudah mendapatkan dua ratus enam puluh ribu. Bergerak lebih cepat seusainya dari tempat itu ia sangat berterima kasih atas sebuah kesempatan dalam pekerjaan yang menguntungkan.
Awan sangat berharap dirinya bisa segera tiba di sekolah malah justru mendapatkan sebuah tawaran dari orang baik, orang baik itu tak lain juga orang yang memberikan sebuah kesempatan dalam mendapatkan uang. Ini adalah kali pertama bagi dirinya dalam mengendarai sebuah motor, rasa merindukan dengan seorang ayah terlintas pada masa lalunya yang merengek ingin menaiki.
(Beberapa tahun lalu)
"Ayah, Awan pengen naik motor. Bolehkan?"
"Sudah dibilang gak boleh gak usah melawan deh, itu motor juga bukan punya ayah. Sudah sekarang kamu tidur."