"Saya tidak ingin mengingat masalah itu, tolong jangan di bahas lagi, terima kasih." Billy Coen tidak membantah perkataan Eddie, dia hanya merasa lesu saat mengingatnya.
"Tidak masalah." Eddie mengangguk.
"Kita perlu menyelidiki kasus ini lebih dalam lagi, nampaknya pembunuh orang-orang yang ada dikereta ini adalah orang yang sama. Kita harus mencari tahu sumber dimana monster ini muncul dan juga kenapa ini bisa terjadi."
"Aku butuh bantuanmu, Billy. Bagaimana menurutmu?" Kata Eddie
Svetlana bisa menghadapi monster-monster ini secara pribadi, tapi dia tidak tahu apa rencana Eddie sebenarnya.
Billy berpikir sejenak, "Polisi militer yang mengawalku digigit oleh anjing zombie sampai mati. Mereka semua muncul secara bersamaan dan tiba-tiba menyerang dengan kinerja tim."
"Aku melarikan diri ke kereta setelah mobil yang aku tumpangi terbalik. Saat aku menemukan pistol usang, aku diserang oleh monster lintah yang kamu bunuh barusan."
"Hmm, kalau begitu kita harus bekerja sama dalam membersihkan monster yang ada di kereta ini." Eddie melemparkan sebuah pistol serta beberapa magasin.
"Terima kasih banyak, aku akan membantumu untuk sementara waktu." Billy mengangguk. Meskipun dia mau bekerja sama, tapi dia masih waspada kepada ketiga sosok di depannya.
*Boom!*
Suara ledakkan datang dari atas kereta, Billy menghindar cepat ke samping, menghindari ekor lancip berwarna hitam yang tiba-tiba mencoba menyerangnya.
Eddie merangkul Rebecca dan melangkah mundur menghindari penjepit besar yang menyerang mereka.
Di sisi lain, Svetlana melompat dan menendang penjepit milik monster itu. Hal ini menyebabkan raungan karas dari monster!
Sebagai seorang prajurit, mundur bukanlah gayanya, dia hanya bisa menyerang dan mengalahkan musuh!
*Boom!*
Kalajengking hitam besar melompat dari atap ke bawah. Dua penjepit besi miliknya terangkat bersama, tubuhnya ditutupi oleh sisik tebal, dibelakangnya terdapat sebuah ekor dengan jarum tajam yang berbahaya!
"Apa-apaa monster ini?" Kata Billy sambil menembakkan beberapa peluru sekaligus. Peluru yang mengenai cangkang kalajengking itu tak banyak berpengaruh.
Cangkangnya sangat tebal dan kuat sampai-sampai mampu menahan dampak peluru!
"Kalajengking beracun raksasa yang telah terinfeksi oleh virus, kemungkinan besar monster ini dibiakkan secara artifisial."
"Kalajengking ini sangat kuat, berhati-hatilah. Ekornya relatif rapuh, jika bidikanmu baik, kamu bisa membidik matanya juga." Eddie menjelaskan singkat.
*Bang!*
Detik berikutnya Svetlana berhasil menembak mata kalanjengkin raksasa itu. Membuat kalajengkin itu kehilangan indra penglihatannya dan mulai berteriak sambil merusak segala sesautu yang ada di sekitarnya.
Svetlana mengangat alisnya, "Sepertinya bidikanku sangat baik."
Eddie; "..."
Eddie memegang tangan Rebecca dan Svetlana sambil berlari sepanjang jalan, "Cepat, jangan diam saja, Billy!"
Billy juga buru-buru berlari mengikuti orang itu. Saat kemunculan awal monster kalajengkin itu, dia menginstruksikan para wanita itu mundur dan menyerahkan hal ini padanya…
Tapi sekarang dia sadar, orang-orang yang dia temui sangatlah profesional. Apakah tim khusus lokal sekuat ini? Lebih baik dari para marinir sepertinya?
Eddie berbalik dan segera melemparkan bom api, ledakkan api itu langsung membakar gerbong kereta bersama kalajengking yang ada di dalamnya.
Pertempuran yang sebelumnya tampak sulit langsung berakhir dalam sekejap.
Kalajengking yang terbakar meronta-ronta tanpa henti, pada akhirnya dia terbakar sampai menjadi barbekyu.
"Lihat, inilah yang aku maksud dengan monster berbahaya. Tanpa tim, kamu tak akan bisa membunuh monster ini, bahkan peluru akan terlontar dari cangkangnya." Eddie berkata sambil mengelus jenggotnya yang tidak ada.
"Apakah semua tim penyelamat taktis kota Raccoon sebagus ini?" Billy sedikit ragu, entah dia terlalu naif atau memang orang-orang ini sangatlah terlatih.
"Tidak semua, Svetlana adalah pengecualian, dia adalah instruktur kami." Rebecca menjelaskan. Dia masih tak percaya pada Billy, tapi karena Eddie berkata dia bisa dipercaya, mau tak mau Rebecca harus mempercayai perkataan pria itu.
"Ya, dengan pacarku di sini, misi ini akan menjadi lebih mudah." Eddie berkata sambil mengedipkan matanya.
Svetlana mengangkat alisnya dengan keheranan, dia ingin membantah pria itu, tapi dia tak ingin membuatnya kehilangan muka, jadi dia tetap diam. Perkataan 'aneh' pria itu tak akan mempengaruhinya.
"Jadi begitu, kamu juga sangat ahli, pokoknya, semoga beruntung." Billy mengatakan sesuatu yang hanya bisa dipahami oleh para pria.
***
Awalnya mereka ingin menjelajahi kereta lebih jauh, tapi mereka dikejutkan saat kereta tiba-tiba menyala dan berjalan dengan sendirinya.
"Apa yang terjadi?" Billy waspada sambil mengangkat pistol di tangannya.
"Aku tidak tahu, tapi kita harus bergegas ke kepala kereta sekarang." Eddie berkata cepat.
Di saat yang sama, di bagian depan kereta, ada dua anggota pasukan elite Umbrella yang sedang memeriksa kereta, mereka bersiap untuk menghancurkan segala barang bukti yang ada di kereta.
Tapi sebelum berhasil melakukannya, sejumlah besar lintah tiba-tiba jatuh dari langit dan menenggelamkan mereka secara langsung. Di saat-saat yang sangat kritis, mereka berusaha menembak dengan panik, tapi peralatan mereka langsung dilahap oleh lintah yang terinfeksi itu. Membunuh keduanya secara langsung!
Wesker dan William yang berada di kota Raccoon langsung mengernyit saat mendengar jeritan dari anggota yang mereka kirim.
"Sepertinya sesuatu telah terjadi. Aku harus pergi ke gedung training eksekutif secara pribadi dan meledakkannya." Wesker mendorong kacamatanya dengan jari. Dia ingin mengambil informasi dari gedung pusat eksekutif.
"Terserah, aku akan melanjutkan penelitian G-Serum-ku. Aku tak memiliki banyak waktu untuk disia-siakan."
"Jika kamu telah mendapatkan data yang kamu cari, pastikan untuk menyalinnya untukku. Akan sangat membantu penelitian yang aku kerjakan." Setelah itu William meninggalkan ruang pengawasan.