Esoknya, Yera terbangun tengah malam. Ia meraba sampingnya yang kosong. Yera membuka mata seraya duduk, matanya menatap sekeliling. Tidak ada Fathan di kamar. "Than," panggil Yera.
Tidak ada sahutan, membuat Yera berdiri. Ia meringis saat tak kuat menahan pipis. Yera melangkah ke toilet yang berada di kamar. Ia berdecak, saat air di keran tidak keluar. Ia keluar kamar hendak menemui Fathan, namun Yera terdiam saat ruang tengah sampai dapur dalam keadaan gelap. Gadis itu meneguk salivanya lalu
berlari kecil ke ruang kerja Fathan.
"Than," panggil Yera saat masuk ke dalam. Fathan menoleh, mengernyit pelan.
"Kenapa bangun?"
Yera menghampiri Fathan. "Kebangun."
Fathan menarik pinggang Yera dan membawanya ke pangkuan. Fathan kembali fokus ke layar laptop. Sedangkan Yera bergerak tak nyaman.
"Diem Ra, nanti ada yang bangun." ucap Fathan.
Yera diam sambil mengernyit. "Siapa? Kan cuma ada kita berdua."
"Makanya diem."