Dengan segenap raga serta permohonan dan rengekan, Raga terus mencoba membujuk ayahnya untuk memberi tahu alasannya. Karena tak mungkin, ayahnya melakukan sesuatu hal, tanpa adanya alasan.
"Pah ayolah, kasih tahu Raga." Rengek Raga untuk kesekian kalinya.
"Kamu apaansi? Apa yang harus papah kasih tau ke kamu?"
"Pah, masa kita mau main rahasia-rahasian sih? Gak bagus lho, nyimpen rahasia sama anak."
"Berisik ah! Tadi aja marah-marah, sekarang mohon-mohon sambil ngerengek-rengek!"
"Pah, ayolah ..."
"Berisik ah, sana keluar!"
"Raga aduin bunda nih?" Raga mengancam dengan mata tajamnya.
"Sana aduin aja, kamu paling yang di marahin!" Wijaya menjawab acuh tak acuh.
"Bundaaaaaaaa!" Raga berteriak seraya , berjalan keluar, membuat Wijaya geleng-geleng kepala.